Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memutuskan menerima hibah 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat. Secara bertahap, pesawat mulai diterima pada 2014. Salah satu dari pesawat itu terbakar di Lanud Halim Perdana Kusumah, Kamis (16/4/2015) pagi.
Kementerian Pertahanan mengatakan, hibah pesawat ini dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan membeli pesawat baru.
"Jika beli baru, kita cuma dapat 6 (pesawat) dengan uang segitu, tetapi kalau kita upgrade yang ada sekarang kita dapat 24," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kepada VOA, 28 November 2011 lalu.
Hartind mengatakan pesawat F-16 model block 25 ini akan diremajakan menjadi block 52, dengan teknologi terbaru dan akan tiba di Indonesia dalam posisi siap pakai.
Dengan tibanya 24 pesawat F-16, Indonesia bakal memiliki tiga skuadron untuk menjaga udara. Hartind menjelaskan, peremajaan 24 pesawat F-16 itu menelan biaya US$ 460 juta dolar dan dirogoh dari kocek Indonesia.
Proses peremajaan F-16 ini, kata Hartind, diperkirakan memakan waktu 3 tahun. Hartind juga membantah pesawat hibah dari Amerika itu adalah barang rongsokan.
Menurut dia, pesawat yang akan dimodernisasi di perusahaan penerbangan Lockheed Martin itu bisa dipakai 20 lagi tahun dengan 4.000 jam terbang.
Kesepakatan resmi hibah pesawat tempur ini diumumkan Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada November 2011 di Bali.
Pilot Selamat
Jet tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara (AU) meledak dan terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, pukul 08.20 WIB. Pilot jet tempur Letkol Penerbang Firman dinyatakan selamat.
"Pilot berhasil keluar sebelum api besar dan selamat. Saat ini pesawat sedang ditarik ke hanggar," kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanjo saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Hadi mengatakan, akibat insiden itu, pesawat mengalami kerusakan parah. F-16 dengan tail number TS-1643 itu mengalami copot roda kiri dan seluruh bagian mesin terbakar. (Yus/Mut)