Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri menangkap terduga pembocor soal Ujian Nasional atau UN 2015 melalui Google Drive. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk pengkhianatan kepada puluhan ribu orang, yang berusaha disiplin dan amanah menjaga soal sampai kepada siswa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, soal UN diawasi 600 ribu pengawas. Soal pun dijemput ke berbagai tempat oleh 45 ribu orang. Mereka bahkan harus bangun sejak subuh agar pukul 05.00 WIB sudah sampai di sekolah dan mengambil soal, serta menjaga amanah.
"Lalu ada beberapa orang yang meng-upload (mengunggah). Ini mengkhianati puluhan ribu orang yang kerja membawa dokumen dengan amanah. Ini pengkhianatan yang luar biasa atas kedisiplinan begitu banyak orang," ujar Anies di kantor Kemendibud, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Anies memastikan akan menindaklanjuti kasus ini, dengan meminta Bareskrim Polri mengusut kasus UN ini. Menurut dia, Indonesia tidak akan kalah dengan oknum-oknum seperti itu.
"Ini memang pelanggaran hukum dan pengkhianatan. Tapi bangsa kita bukan bangsa yang patah arang karena pengkhianatan, kita akan jalan terus, kita proses secara hukum," tegas penggagas gerakan Indonesia Mengajar itu.
Menurur Anies, adanya kebocoran soal memang bagian dari kenyataan pelaksanaan UN 2015. Tapi, pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ dan terus berupaya memperbaiki.
"Ini bedanya bagi orang yang mencoba mengacau, mereka mencoba 100 kali, sukses 1 kali disebut sukses. Bagi kita yang mengamankan, mencoba 100 kali kebobolan 1 kali dibilang gagal. Tapi ini kenyataanya dan kita coba memperbaiki," kata Anies.
UN Tak Diulang
Banyak pihak meminta UN diulang karena adanya kebocoran soal. Tapi Anies memastikan ujian tidak harus diulang.
"Apakah UN diulang karena kebocoran, tidak benar. Karena kita harus lihat data dulu, baru menindaklanjuti. Kita ingin semua data transparan, sehingga anak-anak bisa tenang," ujar Anies.
Menurut Anies, UN ulang hanya karena adanya kebocoran soal tidak relevan. Kemdikbud harus memperhatikan beberapa data, sebelum memastikan soal ujian yang bocor benar-benar memengaruhi hasil UN.
"Saya dan Pak JK (Jusuf Kalla) juga selalu berkomunikasi masalah ini. Kesimpulan kita sama, jika ditemukan masalah kita ulang, kalau tidak kita jalan terus," kata mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Anies menegaskan, Kemendikbud tidak akan berorientasi terhadap salah satu pilihan, mengulang UN atau tidak. Keputusan itu akan diambil secara objektif berdasar data yang ada nanti.
"Yang di-upload (soal bocor) ada 30 paket dari 11.730 paket. Cuma kita akan lihat sesudah datanya masuk. Saya tegaskan tidak ada tendensi mengulang atau tidak mengulang (UN)," pungkas Anies.
Anies sebelumnya mengumumkan 52 kabupaten/kota yang indeks kejujurannya mencapai 90. Artinya, 90% siswa di wilayah itu sudah menjalankan UN dengan jujur.
Advertisement
Terkait pembocoran soal UN, Bareskrim Polri telah menggeledah kantor Percetakan Negara RI (PNRI) di Jakarta Pusat pada Rabu 15 April malam. Sejumlah barang bukti juga sudah diamankan. Kemdikbud dan Kemkominfo telah meminta Google menghapus buklet di dunia maya. (Rmn/Mut)