Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2015 masih ditemukan kebocoran soal. Kebocoran buklet yang diunggah melalui Google drive ini, ternyata sudah diketahui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sebelum UN dilaksanakan.
Anies mengatakan, laporan adanya kebocoran soal UN didapat dari laporan masyarakat. Laporan itu diterima sebelum pelaksanaan UN.
"Ada yang mengabarkan ke kita. Ada laporannya. Bahkan, jauh sebelum ini (kebocoran soal) beredar," ujar Anies di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Menurut Anies, laporan kebocoran soal UN itu langsung ditindaklanjuti kepolisian. Hanya, dia meminta pihak kepolisian tidak gegabah hingga pelaksanaan ujian selesai.
"Kami sampaikan pada kepolisian untuk tenang. Begitu ujian selesai mereka langsung bergerak ke tempat-tempat yang sudah teridentifikasi, dan terus maraton sampai sekarang belum selesai," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Anies menegaskan, saat ini proses hukum kasus kebocoran soal UN terus berjalan di kepolisian. Kemdikbud hanya bertindak sebagai pelapor, sehingga untuk detail kelanjutan kasus ini diserahkan ke Bareskrim Polri.
"Saya mengapresiasi apa yang dilakukan Bareskrim Polri. Begitu laporan kami sampaikan, langsung bergerak hari itu juga dan berlanjut secara maraton sampai sekarang," pungkas Anies.
Mendikbud Anies Baswedan sebelumnya mengumumkan 52 kabupaten/kota yang indeks kejujurannya mencapai 90. Artinya, 90% siswa di wilayah itu sudah menjalankan UN dengan jujur.
Terkait pembocoran soal UN, Bareskrim Polri telah menggeledah kantor Percetakan Negara RI (PNRI) di Jakarta Pusat pada Rabu 15 April malam. Sejumlah barang bukti juga sudah diamankan. Kemdikbud dan Kemkominfo telah meminta Google menghapus buklet di dunia maya. (Rmn/Yus)
Menteri Anies: Kami Tahu Ada Kebocoran Sejak UN Belum Digelar
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, laporan kebocoran soal UN itu langsung ditindaklanjuti kepolisian.
Advertisement