Sukses

Migrant Care: 2 TKI Dihukum Mati, Usir Dubes Arab

Massa kompak mengenakan kaos hitam dan membawa payung hitam sebagai simbol dukacita atas kematian 2 TKI tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Di bawah rintik hujan, puluhan orang berdiri di depan gedung Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Suasana mendung mengiringi massa yang mayoritas perempuan itu dalam menyampaikan protesnya atas keputusan Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati 2 tenaga kerja Indonesia (TKI) Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim.

Mereka kompak mengenakan kaos hitam dan membawa payung hitam sebagai simbol dukacita atas kematian 2 TKI tersebut.

Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, eksekusi hukuman mati merupakan pelecehan terhadap pemerintah Indonesia. Mereka juga menuntut Jokowi mengusir Duta Besar Arab Mustafa Ibrahim Al-Mubarak dari Indonesia.

"Ini merupakan penghinaan terhadap kawan-kawan kita. Kami minta Pemerintah Joko Widodo tidak diam, untuk mengusir Dubes Arab dari Indonesia," teriak Anies di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (17/4/2015) siang.

Ia menilai, eksekusi mati berturut-turut yang dilakukan Arab adalah aksi brutal, karena tidak memberi notifikasi kepada pihak Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi di sana.

Anies menuturkan, para TKI membunuh majikan karena membela diri dari perbudakan, bekerja 24 jam, tidak digaji, dan diperlakukan tidak senonoh.

"Mereka ke Arab karena mereka ingin membenahi kehidupan mereka, karena negara gagal menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka," ucap Anies.

Dia pun membandingkan sikap pemerintah Brazil yang berani menunjukkan murkanya dengan mengusir Dubes Indonesia tempo lalu, karena warga negaranya Marco Arthur Cardoso Muriera dieksekusi mati Januari 2015.

Sementara, kata Anies, sikap Indonesia hanya diam membiarkan 2 warganya dihukum mati. "Saat warga Brazil dieksekusi mati oleh Indonesia, pemerintahan Brazil mengusir dubes kita. Kita akan terus mendatangi Kedubes Arab untuk meminta keadilan, menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan," pungkas Anis. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini