Liputan6.com, Jakarta - Jet tempur F-16 Fighting Falcon Block 52ID yang merupakan hibah dari Amerika Serikat (AS)Â meledak dan terbakar di Landasan Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 16 April 2015 pagi.
Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais melihat peristiwa tersebut sebagai pelajaran bagi pemerintah agar selektif menerima hibah dari negara mana pun. Dia menyarankan, ke depan pemerintah fokus membeli alutsista yang baru.
"‪Insiden kemarin beri peringatan pesawat hibah harus dievaluasi. ‪Pembelian harus beli baru dengan sistem lebih jelas. Agar tidak alami kejadian seperti kemarin," kata Hanafi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Putra pendiri PAN Amien Rais ini menyebut, insiden kemarin juga bisa dijadikan alasan Indonesia untuk membangun industri alutsista sendiri.
"Tidak menerima hibah dulu dan fokus beli baru dengan harga pasar yang jelas. Ini juga pintu masuk pemerintah untuk serius membangun industri pertahanan Indonesia," imbuh dia.
Dia menekankan, pemerintah sudah seharusnya memperkuat sistem pertahanan dan tidak hanya dijadikan slogan. Maka dari itu, pihaknya bersama pemerintah akan mengevaluasi penerimaan hibah dan pembelajaan alutsista.
"Kalau pemerintah ingin bangun pertahanan harus fokus dengan alutsista, tapi kita tunggu dulu nanti ada evaluasi DPR dengan pemerintah terkait tragedi F-16 ini dan juga alutsista. Karena lebih baik membeli alutsista yang baru, kan jelas," tandas politisi PAN tersebut. (Ado/Ein)
DPR: Insiden F-16 Jadi Pintu Masuk Bangun Industri Pertahanan
Putra pendiri PAN Amien Rais ini menyebut, insiden kemarin juga bisa dijadikan pelecut untuk membangun industri alutsista sendiri.
Advertisement