Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie atau Ical melakukan rotasi terhadap loyalis kubu Agung Laksono yang ada di DPR. Sejumlah nama seperti Zainudin Amali, Yayat Biaro, Adies Kadier, Fayakhun Andriadi, Meutya Hafid, dan Dave Laksono digeser dari komisi mereka.
Kubu Ical berpandangan, rotasi ini merupakan hal yang biasa. Namun, menurut Ketua DPP Golkar hasil Munas Bali Mahyudin, hal ini justru menimbulkan luka yang lebih dalam bagi semua kader.
Dengan masih ada perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), harusnya posisi Golkar status quo, di mana kedua kubu tidak melakukan tindakan organisasi apa pun.
"Ini masalah etika, kan belum ada yang dimenangkan. Artinya ini status quo, jangan ada mutasi. Kalo melakukan hal-hal ini, jelas menunjukkan arogansi kepada keluarga sendiri, bukan kepada orang lain. Jelas menambah luka lebih dalam," ujar Mahyudin di Menteng, Jakarta, Minggu (19/4/2015).
Mahyudin pun meminta harusnya masalah rotasi fraksi dikomunikasikan dan bukan hanya melalui sebuah surat pemberitahuan.
"Tentunya dikomunikasikan. Kan kita berjuang bersama. Yang mendukung Ade Komarudin saya juga, Bambang Soesatyo saya juga, tapi mutasi nggak ngomong-ngomong," tutur Mahyudin yang juga menjabat Wakil Ketua MPR itu.
Mahyudin yang kini bergabung dengan Golkar kubu Agung Laksono itu secara pribadi sebenarnya tidak mempermasalahkan adanya mutasi, namun hal ini lebih untuk menjaga perasaan.
"Kalau saya sebenarnya tidak masalah, tetapi ini masalah menjaga perasaan, supaya ke depan lebih baik sehingga tidak menimbulkan ancam-mengancam lagi," pungkas dia. (Ado)
Mahyudin: Rotasi Fraksi Golkar Hanya Makin Menambah Luka
Mahyudin meminta harusnya masalah rotasi fraksi dikomunikasikan dan bukan hanya melalui sebuah surat pemberitahuan.
Advertisement