Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyatakan, kerusakan kantor KBRI di Sanaa, Yaman yang diduga akibat terkena bom cukup parah. "Hampir 70% rusak," sebut Juru Bicara Kemlu Armanatha Nasir di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2015).
Arrmanatha menjelaskan, kerusakan parah ini karena sejumlah bagian gedung seperti plafon, kaca, dan jendela hancur lebur. Tidak hanya itu, bagian-bagian gedung KBRI yang hancur juga mengakibat 2 staf diplomat dan seorang WNI terluka.
"Diplomat kita yang luka itu karena pecahan kaca yang menimpanya," jelas dia.
Pengeboman yang mengenai KBRI di Yaman terjadi pada 20 April 2015 pukul 10.45 waktu setempat. Serangan tersebut mengakibatkan 2 staf diplomat dan seorang WNI terluka. Pengeboman ini juga merusak Gedung KBRI Sanaa dan seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut.
Sementara KBRI di Sanaa menyatakan, saat ini terdapat 17 WNI yang terdiri dari staf KBRI Sanaa, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi.
Kemlu telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sanaa, untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan WNI yang berada di sana.
2 Staf diplomat dan seorang WNI yang terluka telah mendapatkan pertolongan. Seluruh WNI lainnya sudah dievakuasi ke Wisma Duta di Sanaa, untuk segera berupaya menuju Hudaidah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelumnya mengatakan, pengeboman kantor KBRI di Sanaa, Yaman bukan target utama. Atau akibat terkena imbas serangan markas militer. (Rmn/Yus)