Liputan6.com, Ponorogo - Ratusan rumah di 2 kecamatan di wilayah Ponorogo, Jawa Timur, yaitu Suroto dan Sampang terendam banjir hingga ketinggian 1 meter. Banjir dipicu hujan deras dan luapan air sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Selain merambah permukiman warga, seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (25/4/2015), banjir juga merendam fasilitas umum seperti gedung sekolah dasar, puskesmas, masjid serta lapangan olahraga.
Sejumlah warga berupaya menyelamatkan harta benda dan membersihkan bagian rumah mereka yang kotor. Bahkan tak sedikit harta benda milik korban, seperti barang elektronik yang rusak.
Banjir juga menggenangi ruas jalur utama penghubung wilayah Ponorogo menuju Wonogiri. Akibatnya lalu lintas kendaraan keluar dan masuk Kota Ponorogo menjadi terganggu. Meski terdapat jalur alternatif, pengendara enggan melintas lantaran jaraknya lebih jauh dengan kondisi jalan yang rusak.
Sementara di Samarinda, Kalimantan Timur, banjir masih juga menggenangi ratusan rumah warga di Jalan Ilir, Kelurahan 3 Loa sejak Jumat 24 April sore Ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter.
Karena ketinggian banjir semakin meningkat, warga yang awalnya enggan mengungsi kini mulai dievakuasi dengan menggunakan perahu milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa warga bahkan ada yang harus menunggu karena kurangnya perahu atau mengungsi sendiri dengan menerjang derasnya banjir.
Banjir akibat meluapnya 4 anak Sungai Mahakam ini merupakan banjir terparah yang pernah melanda kawasan permukiman warga ini. Untuk sementara warga korban banjir mengungsi di beberapa rumah ibadah yang tidak terendam banjir.
Namun sama seperti bencana banjir di daerah lainnya, korban banjir belum mendapat bantuan makanan maupun bantuan lainnya.
Di Klaten, Jawa Tengah, seorang kakek bernama Rusdi, pada Kamis 23 April petang hanyut terbawa arus sungai yang tiba-tiba banjir. Setelah 2 hari dilakukan, pencarian akhirnya korban ditemukan di dam daratan Suko-Rejo, Kecamatan Wedi, Klaten Jawa tengah.
Saat ditemukan ada luka di beberapa bagian tubuh korban yang diduga akibat benturan saat korban terseret arus air sungai yang cukup deras. (Mar/Ans)