Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa tragis terbunuhnya seorang wanita cantik di kos-kosannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu menguak sejumlah fakta penting.
Melalui media sosial serta berbekal kecanggihan teknologi, kasus pembunuhan [Deudeuh](http://news.liputan6.com/read/2220525/kisah-deudeuh-tataachubby-dan-bisnis-prostitusi-online "") Alfi Sahrin alias @tataa_chubby ini bisa diungkap secara cepat.
Keluarga Deudeuh hari itu didera kedukaan yang mendalam. Wanita cantik berusia 26 tahun ini ditemukan tewas dengan tubuh tanpa busana, mulut tersumpal kaos kaki, dan leher terlilit kabel.
Advertisement
Sosok tertutup di mata keluarga itu kehilangan nyawanya dengan kondisi mengerikan. Masyarakat sekitar geger. Keluarga kaget karena Deudeuh diduga jadi korban aksi kriminal, padahal sosok ini dikenal tak punya musuh.
Boarding house alias rumah kos-kosan di Jalan Tebet Utara 1 Nomor 15 C inilah yang menjadi saksi bisu kehidupan Deudeuh sebelum Ia menemui ajalnya.
Sabtu malam 11 April 2015, mayat perempuan cantik ini ditemukan berkat insting sahabat sekaligus pesuruhnya Mang Ican. Pada hari itu juga laporan masuk ke Polsek Tebet.
Besoknya 12 April 2015, polisi langsung bergerak. Mobil tim penyidik menuju tepat kejadian perkara (TKP). Tak sampai 1 pekan, sudah 3 kali tim penyidik menyambangi kamar kos nomor 28 yang menjadi TKP.
Polisi menemukan petunjuk kuat yang mengarah pada tindak kekerasan yang berujung pembunuhan. 7 orang saksi lalu dimintai keterangan guna mengungkap kematian wanita yang kerap dipanggil Mpi ini.
Fakta lain terungkap kalau Dedeuh alias Mpi aktif mengumandangkan statusnya di Twitter. Dengan akun @tataa_chubby, Ia juga rajin mengupdate statusnya di Blackberry Messenger maupun media sosial lain. Ini menjadi petunjuk kuat berikutnya.
Aktivitas Deudeuh di media sosial terutama Twitter, menguak informasi yang mencengangkan. Deudeuh diduga adalah pekerja seks komersial (PSK) yang memanfaatkan ruang tanpa batas, dunia maya. Testimoni bertaburan, plus kesaksian seorang penjaga kos dan orang dekat Deudeuh.
Kasus Deudeuh membuka mata publik mengenai akses negatif yang bisa timbul karena prostitusi dapat dengan mudah diakses lewat internet.
Media sosial Twitter ini salah satunya menjadi forum yang paling laris dan dirasa paling efektif untuk menawarkan jasa esek-esek. Dengan akun Alter alias akun penyamaran, para Angel kode cewe bayaran di media sosial, berani buka-bukaan seputar fasilitas yang diberikannya. Hal itu menggiurkan untuk pria nakal petualang.
Dunia prostitusi online memang menyuguhkan fantasi baru bagi penikmatnya. Untuk terus eksis, para Angel mengumbar tarif memikat dalam kencan mini di media sosialnya.
Testimoni dari teman kencan menjadi senjata untuk jualan servis maksimal yang diberikannya. Para Angel cenderung mencari tempat seperti kos-kosan yang longgar aturan dan 1 lagi, berbiaya murah yang sekaligus dijadikan tempat tinggalnya.
Tapi di sisi lain, bisnis esek-esek dengan kemandirian ini bisa jadi bumerang. Deudeuh sudah menjadi korbannya. Sadar dengan resiko bahaya yang mengintai, para Angel punya trik pengamanan khusus agar tak senasib dengan teman seprofesinya itu.
Kasus Deudeuh cukup cepat ditangani polisi. 5 hari dari penemuan jenazah Deudeuh, polisi meringkus tersangka pembunuhnya. M Prio Santoso alias Rio diciduk di Bogor, Jawa Barat bersama barang bukti milik korban diantaranya uang tunai Rp 2,8 juta plus barang berharga lainnya.
Tindakan menghilangkan nyawa serta merampas harta korban didalami polisi untuk mengetahui modus dan motif pelaku. Tetapi nyatanya alasannya benar-benar sepele yaitu hanya karena tersangka Rio mengaku tersinggung pada korban karena dikatakan bau badan.Â
Sejak menghabisi nyawa Deudeuh, Rio santai saja tak pernah berusaha melarikan diri. Ia tetap mengajar di sebuah bimbingan belajar di kawasan Kedoya, Jakarta Barat.
Rio pun pulang ke rumahnya di Bojong Gede, Bogor. Dan yang lebih gila lagi, Rio bahkan sempat mendekati Angel lainnya lewat Twitter. Usai membunuh, Rio berupaya hilangkan jejak dengan membuang sim card korban, tapi polisi tidak terkecoh.
Memanfaatkan tekhnologi, polisi mendeteksi keberadaan telepon seluler korban hingga sampai pada posisi di Jalan Batu Tapak, Bojong Gede, Bogor tempat tinggal pelaku.
Deudeuh memang sudah merasakan kegetiran hidup sejak kecil. 1 hari setelah lahir, Deudeuh ditinggal mati ibu kandungnya. Tak lama sang ayah menyusul. Diasuh sang bibi sejak kecil, Deudeuh memutuskan menikah saat sedang bersekolah. Kebahagian juga tak dikecapnya, Ia bercerai dan memiliki anak berusia 10 tahun.
Yang paling memilukan, hanya sesekali Deudeuh diperkenankan bertemu dengan putranya di Depok. Itu pun tanpa boleh mengaku sebagai ibu.
Deudeuh alias @tataa_chubby menjadi korban karena situasi sosial yang menjeratnya. Berjuang hidup sendirian dengan memilih profesi yang menyerempet bahaya membuat Ia harus meregang nyawa.
Bagaimana bisa Deudeuh meninggal? Bagaimana cara kerja prostitusi online yang terkuak justru setelah kematian Deudeuh terungkap? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV, Minggu (25/4/2015), di bawah ini. (Vra/Rmn)