Liputan6.com, Jakarta - Kalimaya, dunia mengenalnya sebagai batu opal. Sejak dulu pamor batu mulia ini sudah mendunia. Tak heran opal kerap dijuluki sebagai 'ratu batu mulia'.
Tertulis dalam hikayat, ratu Mesir Cleopatra yang hidup 69 hingga 30 tahun sebelum Masehi memiliki cincin bertahtakan batu opal. Cincin itu merupakan hadiah dari sang kekasih, Panglima Rowami Marc Anthony.
Waktu bergulir, peminat opal tetap mengalir. Lebih 60 tahun silam, Pemerintah Australia mempersembahkan seuntai kalung kepada Ratu Inggris Elizabeth II. Yang istimewa, kalung itu bermatakan batu opal seberat lebih dari 200 karat.
Indonesia merupakan penghasil batu opal atau kalimaya terkemuka. Kawasan Lebak, Banten, menjadi pusatnya. Aktivitas vulkanik yang tinggi karena dilalui jalur gunung berapi membuat Pulau Jawa kaya mineral berharga termasuk batu mulia.
Termasuk batu permata setengah mulia, kalimaya memiliki kandungan mineral dengan tingkat kekerasan mencapai 5,5 hingga 6,5 skala mohs. Nama kalimaya sendiri diambil dari lokasi pertama ditemukannya batu mulia yakni Kali Maja, Kabupaten Lebak, Banten.
Hingga kini, kalimaya tetap menjadi buruan penggemar batu mulia karena memiliki kristal warna yang beraneka ragam.
Desa Ciburuy, Kecamatan Curug Bitung, Lebak, Banten merupakan salah satu penghasil batu kalimaya. Tren batu mulia setahun terakhir membuat ratusan warga desa ini memilih menjadi penambang batu kalimaya.
Demi sebongkah batu bernilai, para penambang rela berjibaku menembus perut bumi. Lubang sedalam belasan meter mereka tembus demi mengais rezeki. Jika beruntung, batu kalimaya bisa mereka peroleh.
Kapan dan di mana batu opal atau pertama kali ditemukan. Lalu apa yang membuat batu kalimaya ini bernilai tinggi? Saksikan selengkapnya video Potret Menembus Batas SCTV, Senin (27/4/2015) di bawah ini. (Nfs/Rmn)
Kalimaya, The Queen of Gemstone
Batu kalimaya atau opal sejak dulu pamornya sudah mendunia. Kabupaten Lebak, Banten merupakan penghasil batu kalimaya terkemuka.
Advertisement