Liputan6.com, Cilacap - Detik-detik jelang eksekusi membuat para terpidana mati mulai dirundung kegelisahan. Seperti dialami terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran yang menumpahkan kegelisahannya pada kanvas selama berada di dalam sel isolasi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (27/4/2015), 2 lukisan berjudul 'a strange day' atau hari yang aneh dan 'a bad sleep last night' atau tidur tak nyenyak di malam terakhir ini menjadi karya terakhir Myuran Sukumaran.
Myuran ditangkap di Bandara Ngurah Rai, Bali, 17 April 2005 lalu saat mencoba menyelundupkan 8,2 kilogram heroin. Ia kemudian divonis hukuman mati setelah grasinya ditolak Presiden Joko Widodo.
Kegelisahan dan kesedihan juga terpancar dari terpidana mati asal Filipina Mary Jane. Sepucuk surat untuk presiden ditulis meminta agar Jokowi mau mengampuninya dari hukuman mati.
Keluarga dan 2 anak Mary Jane yang masih kecil juga terlihat tak bisa menutupi kegelisahannya saat tiba di Pelabuhan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah.
Sementara itu, saat menjelang hari eksekusi tiba seorang rohaniwan akan bertugas menenangkan para terpidana mati. Seperti yang dilakukan Hasan Makarim yang menjadi rohaniwan terpidana mati kasus narkoba pada tahap pertama.
Hasan mengatakan dirinya terus mendampingi para terpidana dan memberikan masukan agar mereka ikhlas menghadapi eksekusi mati. Ia mengaku para terpidana mati jilid I terlihat tenang dan ikhlas saat menghadap regu tembak.
"Dalam tugas kami tidak punya kekuatan apa-apa kecuali kekuatan Allah yang diberikan kepada kita. Bagaimana supaya para terpidana iklas, menerima, dan sabar menghadapi ujian berat ini," ucap Hasan.
Beredar kabar eksekusi mati jilid 2 terhadap 10 terpidana mati ini akan dilaksanakan tanggal 28 April besok. (Nfs/Mut)
Kegelisahan Terpidana Mati Jelang Eksekusi Mati
Salah satu terpidana mati Myuran Sukumaran menumpahkan kegelisahannya melalui kanvas. Di dalam sel isolasi, ia membuat 2 lukisan terakhirnya
Advertisement