Sukses

2 Sekolah Laporkan Penyelenggara Pesta Bikini ke Polisi

Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan mengambil alih masalah ini dan akan dilaporkan bersama sekolah lain ke Polda Metro Jaya, Selasa besok.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun dan Kepala Sekolah SMA 29 Jakarta mendatangi kantor polisi untuk melaporkan Divine Production selaku penyelenggara kegiatan Splash of Class atas tuduhan pencemaran nama baik. Sebab, nama kedua sekolah itu dicantumkan dalam undangan pesta bikini tersebut.

Secara terpisah, Kepala Sekolah SMA 29 Ratna Budiarto mendatangi Mapolres Jakarta Selatan untuk membuat laporan. Namun, Ratna batal membuat laporan lantaran mendapat arahan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahwa masalah ini akan diambil alih dan dilaporkan bersama-sama sekolah lain ke Polda Metro Jaya, Selasa besok.

"Kita (SMA 29) tadi akan membuat laporan. Tapi kata orang Dinas, masalah ini akan ditangani pihak Dinas dengan mengadukan ke Polda bersama sekolah lain besok pagi, jam 08.30 WIB. Jadi tidak satu-satu sekolah bikin laporan," jelas Ratna di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (27/4/2015).

Ratna mengatakan, meskipun Divine Production sudah menyatakan permintaan maaf secara langsung dengannya, upaya hukum harus tetap ditempuh untuk memberikan efek jera. Divine Production memberi alasan bahwa pencantuman sepihak nama-nama sekolah tersebut adalah kesalahan tim promosi mereka yang saat ini melarikan diri.

"Divine Production sudah telepon ke saya langsung untuk meminta maaf. Dia juga mengatakan, nama sekolah kami memang dicantumkan sepihak oleh tim promotor mereka. Katanya mereka sendiri tidak tahu tim promotornya di mana," ujar Ratna.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun Slamet Sutopo sudah membuat laporan perkara (LP) di Polda Metro Jaya. Dalam LP, nama Manager Finance and Talent Divine Production Debby Carolina tercantum sebagai terlapor.

Senada dengan Ratna, Slamet mengaku pihak penyelenggara Pesta Bikini sudah mengirim surat permintaan maaf pada Sabtu 25 April 2015. Tetapi Slamet merasa nama sekolahnya sudah terlanjur tercemar di mata masyarakat.

"Hal itu kan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kami mendapat banyak pertanyaan dari kolega kami. Siswa-siswi kami berjilbab semua. Masa ikut pesta bikini," tandas Slamet di depan gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin siang. (Ado/Yus)