Liputan6.com, Cilacap - Kuasa hukum terpidana mati duo Bali Nine, Todung Mulya Lubis bersama keluarga membawa keluar sekaligus 4 lukisan dari Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Semua lukisan tersebut merupakan karya terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran.
Lukisan-lukisan tersebut dipampang di halaman parkir Dermaga Wijaya Pura. Dari 4 lukisan itu, ada 1 yang cukup menyita perhatian. Yakni lukisan yang bergambar jantung merah. Tampak lebih sederhana dibanding yang lain.
Warna dasar kanvas dibiarkan putih. Hanya ada guratan dominasi merah yang membentuk jantung besar memenuhi kanvas.
Hal menarik justru ada di balik lukisan. Di balik lukisan terdapat tanda tangan dan pesan para terpidana mati. Myuran pun memberi judul lukisan itu 'Satu hati, satu rasa dalam cinta'.
"Mereka baik-baik saja dan siap menjalani eksekusi. Ini merupakan lukisan Myuran yang menunjukan satu hati, satu rasa dalam cinta," kata Todung di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (28/4/2015).
Beberapa terpidana mati juga membubuhkan tanda tangan dan menyampaikan pesan di lukisan itu. Salah satunya terpidana mati asal Filipina Mary Jane yang menuliskan 'Jesus always love us until in the eternal life'.
Sementara lukisan lainnya bergambar wajah Myuran yang sedang murung. Dan di lukisan berbeda, wajah Myuran nampak dipenuhi darah.
Satu terakhir tampil berbeda dengan 3 lukisan lainnya. Ukurannya lebih kecil dibanding lainnya. Lukisan itu juga tidak digoreskan di atas kanvas, tapi di papan kayu kecil. Todung menyebut, lukisan menunjukan bendera merah putih yang berlumuran darah.
"Ini adalah bendera merah putih yang berdarah," ucap Todung.
Keempat lukisan sang terpidana mati itu lalu dibawa masuk ke mobil Kijang Inova hitam. Tak lama, keluarga dan beberapa kuasa hukum meninggalkan Dermaga Wijaya Pura. (Ndy/Mut)
Pesan Terakhir Para Terpidana Mati dalam Lukisan Jantung Myuran
Warna dasar kanvas dibiarkan putih. Hanya ada guratan dominasi merah yang membentuk jantung besar memenuhi kanvas.
Advertisement