Sukses

Ketua MPR: Hukuman Mati Sebenarnya Tak Tepat, Tapi...

Bahaya narkoba telah menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia yang tak mengenal usia dan status seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Eksekusi mati tahap II terhadap terpidana narkoba tinggal menghitung jam. Meski Mengakui hidup dan mati seorang hanya Tuhan yang menentukan, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendukung pelaksanaan hukuman mati bagi pengedar narkoba.
‎
"Hukuman mati itu sebetulnya kan zaman sekarang sudah tidak tepat, yang boleh mengambil nyawa ini kan Tuhan saja, tetapi kita ini termasuk darurat narkoba, lebih dari 50 orang tiap hari mati gara-gara narkoba," kata Zulkifli di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/4/2015).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyebut, bahaya narkoba telah menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia yang tak mengenal usia dan status seseorang.

"Bayangin, narkoba ini tidak pandang bulu. DPR kena, TNI kena, Polri kena, sipil kena, iya kan? Pegawai negeri kena, SMA kena, SMP kena, profesor kena, tidak ada yang tidak kena narkoba," sebut dia.

Artinya, menurut Zulkifli, Indonesia sudah masuk ke dalam kategori darurat narkoba. Di mana, setiap harinya orang Indonesia meninggal dunia gara-gara narkoba.

"Karena itu, walaupun begitu berarti saya setuju dan mendukung pemerintah, jaksa agung untuk melaksanakan hukuman mati. Kita setuju, kita dukung itu," tegas Zulkifli.

Ketua DPR Setya Novanto meminta negara lain menghargai hukum di Indonesia. Hal ini terkait pernyataan sejumlah kepala negara dan Sekjen PBB Ban Ki-moon yang menyesalkan hukuman mati dilaksanakan di Indonesia.

"Kita harus patuh menjalankan apa yang menjadi UU yang ada di Indonesia, yang dilakukan Jaksa Agung sudah tepat karena masalah narkoba ini sudah semarak dan sangat luar biasa di Indonesia," ujar Setya saat dihubungi.

Politisi Partai Golkar ini menambahkan, ketegasan ini diperlukan mengingat permasalahan narkoba di Indonesia sangat tinggi.

"Di Indonesia ini, narkoba sudah pada tingkat yang lebih tinggi. Di Indonesia ini paling tinggi di banding negara-negara lain," ucap dia.

Dia menekankan, yang terpenting penangkapan pengedar narkoba bukan hanya menyasar pesuruh, tapi juga sang gembong.

"Yang penting yang ditangkap bukan pesuruh, tapi gembongnya. Jadi sudah saatnya Indonesia menegakkan masalah hukuman mati. Harus betul-betul dijalankan sesuai yang dilakukan pemerintah," tandas Setya. (Ali/Mut)