Liputan6.com, Jakarta - Jelang pemulangan dua jenazah Bali Nine ke negara asalnya, Australia, Rumah Persemayaman Abadi yang menjadi tempat persemayaman jenazah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, ditutup untuk umum. Sejumlah awak media tidak diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan dari Polres Jakarta Barat dan keamanan Kedutaan Besar Australia.
Larangan ini berimbas pada pelawat lainnya. Sejumlah pelawat yang jenazah keluarganya juga disemayamkan di Rumah Persemayaman Abadi mengeluhkan keamanan yang diterapkan.
"Wah ya repot dong kalau begini mesti lapor satu per satu. Biasanya juga nggak sampai ditutup-tutup siapapun yang meninggal," ungkap salah seorang pelawat yang enggan menyebutkan namanya di lokasi, Jakarta Barat, Kamis (30/4/2015).
Di Rumah Persemayaman Abadi sendiri terdapat sejumlah jenazah Warga Negara Indonesia lainnya yang juga disemayamkan, selain jenazah duo Bali Nine. Â
Karena keamanan diperketat, sejumlah pelawat harus menunggu beberapa menit untuk melapor agar diizinkan masuk.
"Padahal kita juga mau melawat, ada keluarga kepala sekolah tempat kami kerja meninggal. Kita juga buru-buru mau ngawas ujian," keluh pelawat lainnya.
Jenazah duo Bali Nine disemayamkan di Rumah Persemayaman Abadi sejak Rabu 29 April 2015. Jenazah dibawa dari Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah eksekusi mati Jilid II tuntas dilaksanakan.
Rencananya, jenazah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan diterbangkan ke Australia pagi hari ini, namun mengalami pengunduran. Terkait jadwal pemulangan yang baru, baik Rumah Persemayaman Abadi maupun Kedutaan Besar Australia belum memberikan keterangan. (Sun/Mut)
Ada Jenazah Duo Bali Nine, Pelawat Lain Mengeluh Kerepotan
Karena keamanan diperketat, sejumlah pelawat harus menunggu beberapa menit untuk melapor agar diizinkan masuk.
Advertisement