Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Ahok siap menyambut 'tamu'. Dia membuka lebar-lebar ‘pintu’ Ibukota bagi gelombang massa besar-besaran yang bakal datang pada 1 Mei 2015, May Day atau Hari Buruh.
Sejumlah titik bahkan disterilkan dari kendaraan agar para 'tamu' bisa leluasa 'berjalan-jalan' di Jakarta. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menyuarakan aspirasinya. Seperti May Day-May Day yang lalu.
Baca Juga
Pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu memutuskan untuk menggelar Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di sepanjang ruas jalan protokol Sudirman - Thamrin hingga Medan Merdeka Barat dan Utara untuk Jumat tanggal merah tersebut. Khusus untuk para buruh.
Advertisement
Bagi yang hendak beraktivitas melewati rute ini tidak perlu khawatir. Polisi akan melakukan rekayasa lalu lintas di sejumlah titik. Di sisi timur misalnya, yaitu Jalan Rasuna Said, Jalan Kramat Raya, Jalan Teuku Umar, Tugu Tani, dan Jalan Merdeka Timur.
Sedangkan di sisi barat dapat melalui Jalan KH Mas Mansyur, Jalan S Parman, Cideng, dan KS Tubun.
Diperkirakan 178.000 buruh bakal tumpah ruah saat May Day kali ini. Mereka datang dari berbagai elemen untuk berkumpul di Bundaran HI pukul 09.00 WIB dan melakukan long march menuju Istana demi menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah.
"‎(CFD) siang saja. Justru CFD biar mereka bisa jalan, kamu pakai mobil juga nggak bisa lewat, " ujar Ahok pada 28 April 2015.
Penerapan CFD kemungkinan akan berlangsung seharian, disesuaikan dengan aksi buruh turun ke jalan. Selain itu, konvoi kendaraan yang membahayakan dan membuat macet akan dilarang.
"Kita tidak ingin konvoi-konvoi kendaraan yang berbahaya seenaknya. Dengan CFD tidak ada konvoi, harus jalan kaki," imbuh sang gubernur.
Namun keputusan Ahok ini membuat geram buruh. Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhamad Rusdi menilai, hal tersebut justru merupakan sebuah bentuk penghalang buruh dalam melontarkan aspirasi. "Kami mengecam Gubernur DKI yang akan melakukan Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia (HI)," ucap Rusdi pada 29 April 2015.
Namun Car Free Day tak akan mengurungkan niatnya dan buruh lain untuk berunjuk rasa. Rusdi menuturkan, esok mereka akan meminta pemerintah menaikkan komponen hidup layak (KHL) dari 60 item menjadi 84 item.
Komponen yang akan ditambahkan masuk dalam KHL itu antara lain jaket, tirai sampai minyak wangi (parfum).
Khusus minyak wangi, buruh mengatakan permintaan mereka bukanlah untuk produk dengan harga mahal di pasaran. "Minyak wangi sebotol itu tidak lebih Rp 15 ribu-Rp 20 ribu. Karena memang termasuk guru, media, swalayan, menggunakan minyak wangi agar menjaga kerjanya lebih baik," kata dia.
Sementara Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, dalam peringatan May Day isu yang paling kuat dan akan disampaikan adalah penolakan kenaikan upah 5 tahun sekali.
Kemudian buruh akan meminta pemerintah menaikkan upah minimum 2016 sebesar 28 hingga 32 persen. Hal ini dilakukan agar daya beli buruh bisa mengimbangi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik dan elpiji.
Mereka juga akan mendesak pemerintah untuk menjalankan jaminan pensiun buruh wajib pada awal Juli 2015 dengan manfaat pensiun 60-75 % dari gaji terakhir, seperti PNS.
Apa pun permintaan mereka. Yang jelas, pemerintah menjamin hak buruh untuk berunjuk rasa menyuarakan aspirasinya. Seperti yang diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Namun ada syaratnya. Apa itu?
"Unjuk rasa dijamin sebagai hak, asal jangan melanggar UU. Tidak boleh menguasai jalan keseluruhan, tidak boleh merusak, dan sebagainya. Itu penting," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (30/4/2015).
JK mengatakan, pemerintah berusaha sekuat tenaga memberikan bermacam jaminan untuk peningkatan kesejahteraan buruh. Mulai dari gaji layak hingga tempat tinggal.
Tak Cuma Tuntut Hak...
Ucapan sang Wapres bukannya tong kosong. Bahkan tempat untuk menunaikan salat Jumat pun telah disiapkan untuk para buruh. Berikut dengan segala keperluannya.
Seperti yang diungkapkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Unggung mengatakan, jajarannya telah menyiapkan pelataran Monumen Nasional (Monas) sebagai tempat untuk salat Jumat.
"Dari pukul 12.00 sampai 13.00 rekan-rekan buruh akan melakukan salat Jumat di Monas. Semua keperluan ibadah disediakan oleh petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya," tutur Unggung pada Rabu 29 April 2015.
Di tempat yang sama, pejabat sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Wijanarko merincikan hal-hal yang akan dipersiapkan untuk salat Jumat nanti. Polda Metro menyiapkan imam salat hingga perangkat salat untuk 178.000 buruh yang diperkirakan akan hadir. "Mulai dari imam, khotib, muadzin, karpet, sajadah, air wudhu. Kita akan buat keran-keran air di sekitar Monas," jelas Budi.
Usai menunaikan salat, para buruh akan lanjut melakukan orasi di depan Istana Merdeka. Namun begitu para buruh diminta menaati peraturan terkait batas waktu melakukan aksi. Unjuk rasa harus berakhir pukul 17.00 WIB.
Sementara Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono melarang setiap personelnya yang bertugas mengamankan peringatan May Day membawa senjata api. Upaya pengamanan untuk mencegah situasi paling parah, hanya dilakukan dengan menyiapkan gas air mata dan kendaraan taktis seperti water cannon dan barracuda.
Meski Hari Buruh masih sehari lagi, massa di sejumlah daerah telah memulai aksinya. Ada yang menggelar aksi simpatik. Ada pula yang rusuh.
Seperti yang terjadi di daerah Rungkut Industri, Surabaya, Jawa Timur. Massa buruh dari serikat pekerja di kota itu mendobrak dan merusak pintu pagar sebuah lokasi pergudangan dan perawatan AC. Semua bermula ketika ratusan buruh tersebut berusaha mengajak buruh AC untuk ikut berunjuk rasa memperingati May Day.
Tapi ajakan ini tidak digubris buruh AC. Mereka tidak ada yang keluar. Bahkan pintu pagar pabrik yang terbuat dari seng dan mika terkunci rapat. Karena tidak ada perwakilan yang keluar, belasan buruh yang ada di luar pagar langsung merusak pintu pagar. Sebelum terjadi aksi brutal, puluhan polisi tiba dan langsung mengamanan pabrik AC tersebut.
Namun hal berbeda terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Aksi simpatik puluhan buruh PT Unitex, Bogor, Jawa Barat, patut ditiru.
Para buruh yang tergabung dalam organisasi Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Bogor ini membersihkan pabrik mulai dari halaman depan hingga bagian dalam pabrik.
Mereka membersihkan pabrik sambil mengenakan atribut May Day, atribut yang juga akan digunakan untuk merayakan Hari Buruh esok hari.
Ketua DPC SPN Kota Bogor Budi Mudrika mengatakan, kegiatan ini dilakukan para buruh sebagai bentuk tanggung jawab para buruh. Tak hanya menuntut hak-hak normatif, mereka juga tetap memberikan perhatian kepada perusahaan. (Ndy/Ans)