Sukses

Gadis Penjual Angkringan Tewas di Kamar Kos Aktif Kegiatan Sosial

"Dia pernah sakit lumpuh hampir 1 tahun."

Liputan6.com, Yogyakarta - Eka Mayasari, penjual angkringan cantik ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Janti 62 Karang Jambe Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta,  Sabtu 2 Mei 2015 petang. Dia diduga menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan. 

Perempuan asal Riau ini hidup mandiri dengan berjualan angkringan. Selain itu, lulusan D3 Bahasa Inggris Universitas Gadjah Mada 2005 ini dikenal aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya.

Ketua Forum Umat Islam (FUI) Yogyakarta, Muhammad Fuad, mengatakan Mayasari dikenal sebagai orang yang ringan tangan dalam membantu sesama. Tidak hanya itu, dia aktif dalam Taman Pendidikan Al Quran dan sering memasak untuk Hamka Darwis, organisasi Islam yang merupakan anggota FUI.

"Dia Srikandi Masjid An Nur, mengabdikan diri bertadarus sosial dan membuat dirinya bermanfat buat orang lain. Dia juga mengajar di Taman Pendidikan Alquran dan sering memasak juga menyiapkan makanan untuk anggota Hamka Darwis saat ada acara," ujar Fuad di Yogyakarta, Senin (4/5/2015).

Fuad mengatakan, Maya termasuk sosok yang berpendirian teguh dengan tidak memilih sesuatu yang dinilai berlawanan dengan keyakinannya. Eka memeluk Islam beberapa tahun lalu. Namun, keputusannya itu tidak disetujui orangtuanya.

Sejak itu, Maya hidup sendiri dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menjadi pedagang kaki lima.

"Beliau memilih hidup bermartabat dalam kesederhanaan daripada melakukan hal yang bathil. Dia memilih jualan angkringan dan menabung, akhirnya bisa beli tanah di dekat masjid dari teman kita," tutur dia.

Menurut Fuad, Maya sempat meminta untuk dijemput sang adik, Fandi. Hanya, adik Maya ketiduran. Adiknya itu kemudian ke kamar kos Maya sekitar pukul 17.30 WIB. Dia mendapati sang kakak sudah tak bernyawa.

Ia berharap, pembunuh Eka Mayasari dapat segera tertangkap."Segera ditemukan pelakunya dan dihukum mati," ujar dia.

Selanjutnya: Mengajar Tanpa Dibayar...

2 dari 2 halaman

Pernah Lumpuh Setahun

Sementara itu, Dewan Syuro Hamka Darwis, Faisal, menuturkan semasa hidup Eka Mayasari aktif berkegiatan sosial. Dia menjadi salah satu pengajar di PAUD, mengajar di Taman Pendidikan Al Quran, dan aktif di masjid.

"Almarhumah anaknya baik, ikut KK (Kartu Keluarga) saya. Kemarin, biaya pemakaman juga ditanggung masyarakat. Itu penghargaan kami kepada almarhumah. Dia mengajar anak-anak tanpa dibayar," kata Faisal

Faisal mengatakan, Mayasari sangat menyukai kegiatan yang bersifat sosial. Sempat sakit, ia tetap semangat beraktivitas.

"Dia pernah sakit lumpuh hampir 1 tahun. Sakitnya hampir 5 tahun yang lalu. 2 ruas tulang belakangnya kena virus spembioliposis. Tapi dia tetap semangat, cari uang sendiri, mandiri. Dia bisa nabung dari situ, sampai beli tanah," kata Faisal.

Faisal yang mengaku aktif berkomunikasi dengan Maya mengatakan, gadis tersebut ingin membangunkan rumah untuk ibunya. Dia sudah meminta Faisal mencarikan tukang bangunan. "Kepeduliannya terhadap keluarga sangat tinggi walaupun sakit, semangatnya tinggi," tutur dia.

Kapolres Bantul AKBP Dadiyo mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih terus menyelidiki kasus tersebut. Dari hasil olah TKP, ada dugaan Maya meninggal karena dibunuh. Namun ia belum memastikan karena hasil autopsi belum diterima.

Polisi juga sudah meminta keterangan dari 5 saksi yang merupakan warga sekitar kos. "Masih kita dalami, apakah pelakunya adalah orang yang dikenal atau tidak," kata Dadiyo.

Maya dimakamkan di TPU yang berada di Pedak, Karangbeno, Babadan, Banguntapan Bantul, Minggu 3 Mei 2015. (Mvi/Yus)