Sukses

Nestapa Pedagang Pasar Johar dan Pasar Yaik yang Terbakar

Walikota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan siap memberikan tempat darurat untuk menampung para pedagang di Pasar Higienis Rejosari.

Liputan6.com, Jakarta - Malam itu, Suprapto warga Pedurungan Kidul tengah menemani dua anaknya Sissy dan Raffa belajar. Ponsel miliknya pun dimatikan agar aktivitasnya tidak terganggu.

Sekitar pukul 21.00 WIB, aktivitasnya menemani belajar sang buah hati pun usai. Suprapto kemudian kembali menyalakan ponsel. Namun, ia terperanjat saat melihat layar ponsel terdapat 17 panggilan tak terjawab.

Tak lama berselang, ponselnya kembali berbunyi. "Apa? Iya, iya. Saya segera ke sana," ujar Suprapto kepada seseorang yang menelponnya, Sabtu (9/5/2015) malam.

Kabar sedih menghinggapi pikirannya. Pasar Johar terbakar. Petugas pemadam kebakaran terus berupaya menjinakkan sang jago merah. Api pun kian beringas setelah disokong dengan tiupan angin. Kebakaran itu pun merambat ke pasar sebelahnya, Pasar Yaik.

Mendengar kabar itu, ia bergegas mengenakan celana panjang tanpa sempat mengganti kaos oblongnya. Ia pun pamit kepada isteri dan kedua anaknya.

"(Pasar) Johar kobong (kebakaran). Aku nengok sana ya. Mudah-mudahan tak sampai ke Pasar Yaik. Anak-anak kalau ngantuk, langsung bobok saja," kata Suprapto kepada sang istri.

Di tengah jalan, ia melajukan motornya sekencang-kencangnya. Sesampai di Bundaran Bubakan, matanya menangkap noda merah di langit. Lidah-lidah api menjilat ke angkasa.

"Maaf pak, saya pedagang Yaik. Mau menyelamatkan barang-barang saya," teriaknya menyibak kerumunan.

Maka kerja keraspun dimulai. Sendirian ia membuka pintu kiosnya. Dengan panik ia keluarkan pakaian-pakaian seragam yang menjadi dagangannya. Kini sambil menelepon istrinya, ia mengabarkan keadaan terkini. Banyak warga masyarakat yang membantunya.

Malang, belum juga semua dagangannya berhasil ia evakuasi, terdengar teriakan menyuruhnya keluar.

"Awas tekan Yaik. Ayo sing neng Yaik ndang cepet. (awas api sampai pasar Yaik, yang masih di dalam cepat)," demikian teriakan itu terdengar.

Suprapto tak sendirian. Ada ribuan pedagang mengalami nasib sama. Mereka hanya mampu menyelamatkan dagangan mereka sebagian kecil saja. Para pedagang itu pasrah, ada yang asal melempar dan menimbun dagangannya di selasar bangunan bekas gedung Matahari. Sedangkan pedagang di pasar Yaik menumpuk dagangan mereka di trotoar Hotel Metro.

"Saya hanya bisa menyelamatkan sekitar 20 persen saja dari dagangan saya," kata Suprapto kepada Liputan6.com.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang memimpin upaya pemadaman sejak awal, terlihat berkeringat. Kebakaran Pasar Johar ini merupakan kebakaran terbesar yang pernah terjadi.

"Kami siapkan tempat darurat untuk menampung para pedagang di Pasar Higienis Rejosari. Biar semua dikoordinasikan oleh Dinas Pasar," kata Hendrar Prihadi.

Ia meminta para pedagang bersabar. Di sisa akhir jabatannya, ia menyatakan siap memfasilitasi semua kebutuhan para pedagang agar bisa berjualan lagi.

"Yang pasti di Pasar Rejosari tentu tak bisa langsung jualan. Bagi yang masih memiliki dagangan, silakan agar dikoordinasi Dinas Pasar. Bagi yang memang habis, bersabar. Nanti kita cari solusi permodalan bersama-sama," jelas Hendrar. (Ali)