Liputan6.com, Surabaya - Juru bicara Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul menegaskan sebanyak 95% kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia sepakat tetap mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kembali menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015 sampai 2020.
Namun, Ruhut mengaku kaget karena menjelang digelarnya Kongres Partai Demokrat pada 11 sampai 13 Mei 2015 di Hotel Shangri-La, Surabaya, banyak baliho bergambar Gede Pasek Suartika (GPS) yang beredar di ruas jalanan Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Ini kan lucu, bahkan sudah 3 hari yang lalu baliho-baliho bergambar Pasek itu tersebar di Surabaya," kata dia usai menghadiri Deklarasi Jaringan Nusantara di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/5/2015).
Dia menambahkan, jika melihat aturan di Partai Demokrat, Gede Pasek tidak diperbolehkan menjadi ketua umum karena dia tercatat sebagai salah satu anggota DPD RI.
"Baik Pak Marzuki Alie maupun Pak Pasek, lebih baik bersama-sama membesarkan partai, daripada berebut kursi ketua umum," pungkas Ruhut.
Selain SBY, Gede Pasek Suardika memang memastikan diri juga maju untuk menjadi nakhoda Demokrat. Namun, keinginan Pasek maju jadi caketum dianggap manuver yang bakal merusak internal Partai Demokrat oleh loyalis SBY, Farhan Efendi.
"Itu kan speaker-nya Farhan tapi sumbernya ya dari sana juga. Santai saja, yang begitu nggak usah ditanggapi," ujar Pasek kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu 6 Mei lalu.
Anggota DPD ini justru mengingatkan pendukung SBY bahwa calon yang diusung mereka pernah menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi menjadi ketua umum partai. Selain itu, Pasek membeberkan usai Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali 2013 silam, banyak pelaksana tugas (Plt) yang diangkat dan banyak bermasalah. (Ado/Ans)
Jelang Kongres Demokrat, Baliho Gede Pasek Bertebaran di Surabaya
Menurut Ruhut, Gede Pasek tidak diperbolehkan menjadi ketua umum karena dia tercatat sebagai salah satu anggota DPD RI.
Advertisement