Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah tidak mau marah-marah lagi pada anak buahnya. Dia hanya ingin langsung bertindak tegas dengan memecat bawahannya yang bekerja tidak maksimal.
Ahok mengatakan, awalnya memang dirinya sering marah-marah pada bawahan karena kinerja buruk. Hal itu dia lakukan layaknya orangtua yang ingin anaknya bersikap lebih baik dan ada perubahan.
"Kayak orangtua, marah ngarep dia berubah. Sekarang saya tidak mau lagi marah-marah. Kalau dia tidak berubah, pulpen saja lebih tajam daripada marah saya, pecat saja," tegas Ahok saat meresmikan mesin pengolahan lumpur menjadi air bersih di Instalasi Pengolahan Air Aetra, Jakarta Timur, Selasa (12/5/2015).
Ahok menuturkan, sampai kini masih ada saja anggaran ajaib yang muncul. Misalnya saja pembangunan GOR senilai Rp 48 miliar. Kini SKPD dan kontraktor berlindung di balik konsultan. Mereka meminta konsultan menandatangani pekerjaan yang sebenarnya belum selesai.
Belum lagi harga yang sangat tidak masuk akal. Dia pernah sengaja memanggil konsultan lokal sampai internasional untuk menghitung dengan benar biaya pembangunan GOR dengan luas kurang dari 3.000 meter plus segala fasilitasnya. Hasilnya, biaya yang harus dikeluarkan paling besar hanya Rp 45 miliar.
"Jadi sebenarnya kalau kita pakai uang kita bener, di Jakarta GOR standar internasional semua," ujar dia.
Karena itu, sekarang dia ingin bersikap tegas. Setiap 6 bulan akan memecat bawahan yang tidak maksimal bekerja. Padahal awalnya dia ingin mengganti setiap 3 bulan sekali.
"Sekarang saya kasar, pecat saja. Kalau Anda ragu dengan saya, saya pecat Anda. Bagaimana kalau salah? Biarin sial di Anda, jangan saya yang sial. Kalaupun tunggu 6 bulan lagi, sama saja nggak kerja juga," pungkas Ahok. (Mut)
Ahok: PNS Tak Berubah, Pulpen Saya Lebih Tajam daripada Marah
Ahok ingin langsung bertindak tegas dengan memecat bawahannya yang bekerja tidak maksimal.
Advertisement