Liputan6.com, Jakarta - Ada saja masalah di Jakarta yang tak kunjung usai. Selesai masalah APBD, kini kinerja para SKPD jadi sorotan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui pembangunan di Jakarta tidak lepas dari hasil menekan para pengembang.
"Saya sama Pak Jokowi kalau bukan karena memaksa pengembang bayar kewajiban, hampir nggak ada yang diresmikan. Bisa dibilang, setengah pembangunan di Jakarta sekarang ini hasil 'nginjek' pengembang," kata pria yang karib disapa Ahok itu saat meresmikan mesin pengolah lumpur menjadi air bersih di Jakarta Timur, Selasa (12/5/2015).
Pembangunan di Jakarta saat ini memang sedang tersendat. Lelang dan tender pengadaan barang dan jasa mandek karena SKPD tidak bisa membuat dokumen lelang dengan baik. Ahok menduga, bawahannya tidak bisa menetapkan harga satuan sebagai syarat pengajuan dalam sistem e-budgeting.
"Kalau mengandalkan Dinas Perumahan kemarin, mereka takut lelang, spec (spesifikasi) nggak siap, selalu bilang tahun depan (baru bisa dibangun). Masih ada oknum juga yang minta komisi 10-30%," imbuh dia.
Sebut saja pembangunan rumah susun yang kini sedang dikebut pemprov. Rusun Tambora setinggi 18 lantai itu setengahnya merupakan hasil kewajiban pengembang membangun rusun sebagai kompensasi pembangunan yang dilakukannya.
Ahok terus menodong para pengembang untuk penuhi kewajiban lebih baik dibanding menunggu SKPD yang tak kunjung selesai penyusunannya.
"Ini bukan lagi latihan otak. Latihan otot saja, otot sabar, otot jantung, otot syaraf karena banyak orang sarap. Kalau kita bicara sama orang bodoh kita nggak marah, kita ngajarin lah. Kita bicara sama orang pinter cuma iya, iya. Dan kurang ajarnya santun semua, tapi nggak dikerjain," pungkas dia. (Ali/Mut)
Ahok: Setengah Pembangunan DKI Hasil 'Nginjek' Pengembang
Ahok terus menodong para pengembang untuk penuhi kewajibannya.
Advertisement