Sukses

Aksi Para Pemburu Akik Mengais Puing-puing Pasar Johar

Bau sangit kayu terbakar dan asap putih seperti kabut juga masih menyelimuti pasar legendaris tersebut.

Liputan6.com, Semarang - Hawa panas masih terasa di lokasi kebakaran Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah. Suhu udara di sana tercatat 39 derajat celcius. Bau sangit kayu terbakar dan asap putih seperti kabut juga masih menyelimuti pasar legendaris tersebut.

Namun ratusan orang, baik tua maupun muda dengan tekunnya mengais-ngais bekas kebakaran. Sekilas orang akan menduga, dia adalah pemilik kios atau pedagang yang lapaknya terbakar dan tengah berusaha mencari sisa-sisa barang.

"Lapaknya terbakar ya, Mas?" tanya Liputan6.com kepada salah satunya di lokasi, Semarang, Jateng, Rabu (13/5/2015).

Namun ternyata tidak.

"Bukan, Mas. Saya ke sini mencari batu akik. Sudah dua hari ini saya ke sini," kata Sukirman (28) yang mengaku berasal dari Demak.

Sukirman adalah salah satu dari ratusan orang yang mengais-ngais tempat itu. Setelah ditelusuri, ternyata tempat yang mereka datangi adalah bekas lapak penjual akik yang terbakar.

Sukirman tak sendiri. Ada anak-anak, ibu-ibu, dan orang dewasa lain di sana.

Mereka seperti sedang berlomba membuat debu bertebaran saat semua mengais-ngais tanah berbarengan. Seolah tidak terganggu dengan hawa panas, abu, dan potongan kaca yang tersebar di sana. Bahkan semakin siang, para pemburu akik ini semakin banyak.

Pengakuan lain datang dari Kartika. Perempuan muda yang mengaku warga Kaligawe Semarang ini bahkan mengajak dua adiknya untuk mengais. Berbekal ember kecil dan sekop kecil, dia memasukkan batu-batu akik ke dalam ember.

"Lumayan, Mas. Tadi dari rumah jam delapan di sini sudah ramai. Ini sementara baru dapat batu warna ungu. Kayaknya jenis Kecubung Kalimantan. Juga ring yang sudah bekas terbakar. Rencananya kalau dapat yang bagus mau saya pakai sendiri," ucap Kartika.

7 Batu

Sementara, seorang remaja bernama Chandra (16) lebih beruntung. Dia mengaku sudah mendapatkan 7 batu akik berbagai jenis, seperti zamrud, aswad, dan pancawarna. Bahkan dia mendapat cincin utuh dengan mata batu King Sulaiman warna cokelat muda.

"Ini saya dapat yang utuh. Langsung saya pakai. Tapi rencananya tetap mau dijual," kata Chandra.

Namun bukan berarti usaha mengais akik sisa-sisa kebakaran itu mulus. Seperti dialami Warsito (48).

"Saya kemarin ke sini. Sempat didamprat orang yang mengaku pedagang. Terus saya suruh buktikan, akhirnya dia diusir ramai-ramai," kata Warsito yang berbadan besar itu.

Demam batu akik memang mampu membuat orang kehilangan rasionalitasnya. Di Yogyakarta, makam seniman Bagong Kussudiarjo dan Sapto Hudoyo dirusak demi mendapatkan batu akik. Di Jakarta, trotoar juga dirusak demi akik. (Ndy/Yus)