Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok menyarankan kepada aparat penegak hukum untuk tidak ragu mengungkap siapa saja para pengguna jasa prostitusi di kalangan artis. Termasuk para pejabat sekalipun.
"Saya sih sebaiknya diungkap ya supaya jadi pelajaran. Siapa tahu setelah diungkap ada orang yang melarang prostitusi, maki-maki saya. Tahu-tahunya dia yang beli, enggak bayar pajak lagi," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Menurut dia, Indonesia sebagai negara hukum harus belajar dari Swedia yang secara tegas memberikan sanksi bagi para lelaki yang kedapatan terbukti menggunakan jasa prostitusi. Namun yang menjadi masalah adalah ketika yang membuat undang-undang dalam hal ini anggota dewan ternyata dinilainya terlibat dalam dunia prostitusi.
"Kalau menurut saya belajar dari negara Swedia justru itu yang laki-laki yang beli itu yang dihukum. Jadi sekarang kan masalahnya kalau yang membuat (ketentuan) itu oknum anggota DPR, tapi dia terlibat. Enggak mungkin kan," tutur Ahok.
Setelah terungkapnya bisnis prostitusi di kalangan artis, pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini beranggapan gaji yang diperoleh para pejabat tidak akan cukup bila digunakan untuk 'menyewa' artis. Sebab harga yang dipatok untuk sekali kencan dianggapnya tidak wajar.
Sehingga, ia menduga uang hasil korupsi yang digunakan para oknum pejabat itu untuk 'bermain' dengan para artis.
"Apalagi tahu-tahu ini gratifikasi lagi, itu hadiah. Makanya saya kira diungkap sajalah, karena di negara kita ini banyak pejabatnya yang munafik. Jadi kalau diungkap kan kelihatan kan. Oh ternyata katanya dia anti prostitusi tapi sering langganan," cetus Ahok. (Ali)
Ahok: Ungkap Para Pejabat Pengguna Jasa Prostitusi
Ahok menduga uang hasil korupsi digunakan para oknum pejabat untuk 'bermain' dengan para artis.
Advertisement