Sukses

Di Istana Buckingham, JK Diajak Minum Teh oleh Pangeran Andrew

Jamuan minum teh merupakan tradisi ningrat Inggris sejak tahun 1800-an.

Liputan6.com, London - Pangeran Andrew menerima Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Buckingham, London. Jusuf Kalla hadir di Istana memenuhi undangan minum teh sekaligus membicarakan hal-hal terkait hubungan bilateral Indonesia-Kerajaan Inggris Raya.

Pria yang akrab disapa JK tiba di Istana Buckingham pukul 16.00 waktu setempat. Dia didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, Hamzah Thayeb dan sejumlah pejabat lain Indonesia.

Pertemuan mereka didahului jamuan minum teh sebagai tradisi ningrat Inggris dan berlangsung tertutup untuk jurnalis.

"Pangeran Andrew itu mengetuai promosi investasi Inggris ke luar negeri dan dia pernah ketemu saya di Jakarta beberapa tahun lalu. Saya dan dia akan mendiskusikan langkah-langkah bersama yang baik untuk Indonesia maupun Inggris," kata JK di Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, di kawasan Mayfair, London, Kamis (14/5/2015).

Pangeran Andrew atau Duke of York --pewaris urutan keenam tahta Kerajaan Inggris Raya-- memiliki tugas konstitusional membantu Ratu Elizabeth II yang tidak lain ibu kandungnya, dalam hal pendidikan dan keahlian, kewirausahaan, dan rekayasa.

Dia dan juga anggota inti lain keluarga Kerajaan Inggris Raya dapat ditunjuk Ratu Elizabeth II mewakili kehadiran dan kepentingan Kerajaan Inggris Raya secara formal dan informal.

"Inggris ingin tetap mempertahankan diri sebagai kekuatan ekonomi di Eropa yang terbaik dewasa ini dan di banyak negara Eropa, itu yang berkembang baik Inggris maupun Jerman. Pertumbuhan mereka juga masih baik dan ingin selalu memiliki investasi di luar," ujar Wapres JK.

Jamuan minum teh atau dikenal dengan afternoon tea di Inggris menjadi tradisi sejak 1800-an. Sebuah tradisi populer di kalangan bangsawan Kerajaan Inggris Raya.

Tema besar kehadiran JK yang berlatar saudagar ke London adalah menghadiri Konferensi Federasi Pedagang Kakao se-Dunia. Misinya, memperluas pasar kakao Indonesia di Eropa.

"Kakao itu hasil pertanian terbesar kita ketiga untuk ekspornya, setelah minyak kelapa sawit dan karet. Akhir-akhir ini, hampir semua komoditas itu turun harganya, kecuali kakao. Artinya potensi permintaan dunia terhadap kakao ini makin baik," jelas Kalla.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi biji kakao karena tidak banyak negara di dunia yang memiliki perkebunan kakao. (Ant/Ali/Mvi)

Video Terkini