Sukses

Mengais Sisa Kebakaran Pasar Johar, 'Laskar Mandiri' Ditangkap

Ada 75 pemulung yang mencoba peruntungan dengan mengais barang di bekas kebakaran Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Semarang - Saat pemerintahan Soeharto, pekerjaan sebagai pemulung coba dimuliakan. Sebagaimana untuk menghibur guru dengan memberi sebutan 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa', para pemulung ini disapa sebagai 'Laskar Mandiri' atau bahkan 'Pahlawan Lingkungan'.

Pemerintahan pun silih berganti, kini pemulung tak bisa asal memungut benda-benda bekas yang masih bisa dimanfaatkan. Mereka tak bisa sembarangan membersihkan bekas kebakaran dengan mengambil benda-benda yang masih bisa didaur ulang.

Seperti nasib puluhan pemulung yang mencoba peruntungan dengan membersihkan barang-barang bekas di bekas kebakaran Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah. Dalam beberapa hari terakhir, mereka yang mencoba memulung di tempat itu akan ditangkap petugas Satpol PP Kota Semarang.

Salah satu pemulung yang ditangkap adalah Sumardi (45) warga Grobogan, Jawa Tengah. Kepada petugas Satpol PP, ia mengaku kesehariannya bekerja sebagai tukang becak, tapi hari ini dia dan teman-temannya sengaja datang untuk mencari besi bekas yang bisa dijual.

"Saya cuma diajak teman, Pak. Saya juga cuma membantu membersihkan barang-barang yang tak diurusi pemiliknya. Rencananya ini mau saya jual buat Lebaran," ucap Sumardi kepada petugas Satpol PP, Sabtu (16/5/2015).

Selain Sumardi, masih ada beberapa orang termasuk seorang wanita ikut ditangkap petugas. Petugas Satpol PP juga menyita peralatan mereka seperti martil, linggis, gergaji, dan becak berisi penuh potongan besi juga dibawa.

Ada 75 Pemulung

Menurut Kusnandir, Kabid Trantibum Satpol PP Kota Semarang, pihaknya sudah menangkap sekitar 75 orang yang memulung besi, seng, dan puing-puing bangunan. Dasar penangkapan adalah barang-barang yang mereka ambil masih bisa dimanfaatkan pemiliknya. Meskipun Kusnandir juga tak menyebut bahwa para pemilik kios yang terbakar berkeberatan.

"Sudah 75 pemulung yang kami amankan. Mereka tertangkap basah mencuri besi-besi bekas itu. Mereka cukup meresahkan karena besi-besi hingga etalase yang mereka angkut sebenarnya masih bisa dimanfaatkan para pedagang pemilik kios," ujar Kusnandir.

Sementara itu, Abdul Wahab, salah satu pemilik kios kacamata yang juga kehilangan kios dan dagangannya menyebutkan bahwa keberadaan pemulung itu sebenarnya tidak apa-apa. Beberapa etalase aluminium miliknya ikut diangkut para pemulung.

"Kalau saya sih nggak apa-apa. Mereka malah cukup membantu saya untuk membersihkan bekas kios saya. Nggak tahu kalau yang lainnya," tutur Abdul Wahab.

Pengakuan berbeda datang dari Badri, orang yang ikut memulung besi-besi bekas. Ia justru heran dengan penangkapan para pemulung ini.

"Yang kami ambil, adalah benda-benda yang tak diurusi. Pekerjaan pemulung kan memang mengambil barang bekas untuk dijual lagi. Saya tidak tahu hukum apa yang kami langgar sehingga harus ditangkap," jelas Badri.

Di tengah derita para pedagang Pasar Johar yang kehilangan barang dan kios, banyak orang-orang yang sebenarnya berniat membantu. Salah satunya dengan membersihkan tempat itu. Bahkan beberapa di antaranya sudah minta izin kepada pemiliknya. (Ans/Mut)