Sukses

Try Sutrisno: Kita Tak Kenal Sistem Presidensial dan Parlementer

Wakil Presiden RI periode 1993-1998 Try Sutrisno punya alasan tersendiri

Liputan6.com, Jakarta - Selama hampir 70 tahun kemerdekaan, Indonesia silih berganti menganut sistem presidensial dan parlementer dalam pemerintahannya. Namun, sistem itu dianggap tidak dipakai oleh Indonesia oleh Wakil Presiden RI periode 1993-1998 Try Sutrisno.

"Di Indonesia tak ada sistem presidensial, tidak ada parlementer. Tidak ada," ucap Wapres di era Soeharto itu dalam acara bertajuk 'Supermentor 6: Leaders' di XXI Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (17/5/2015).

Mantan Panglima ABRI tersebut punya alasan tersendiri. Dia berlandaskan pada Presiden pertama RI Soekarno saat membentuk sistem pemerintahan dan negara.

Menurut purnawirawan bintang empat TNI AD tersebut, Soekarno menyatakan tidak mengambil sistem yang berasal dari luar Indonesia. Sebab sistem presidensial itu merupakan sistem di Amerika Serikat, sedangkan parlementer dari negara-negara Eropa, terutama Inggris.

Akhirnya, dipilihlah sistem pemerintahan sendiri. Yaitu sistem Indonesia.

"Waktu pendiri negara bentuk sistem pemerintahan negara, Bung Karno bilang jangan sampai kita ambil yang ada di luar. Nyeletuk Pak Kasman (Kasman Singodimedjo) dan Pak Hatta (Mohammad Hatta), kita sistem Indonesia," ujar Try dalam acara yang mengambil tema 'Empat Pemimpin Bangsa Berbagi Cerita mengenai Ilmu Kepemimpinan, Resep Sukses, Etos Kerja, dan Prinsip Hidup'.

Acara 'Supermentor 6: Leaders' itu dihadiri 3 tokoh nasional yang pernah menjadi pemimpin Indonesia. Mereka adalah Try Sutrisno, BJ Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu hadir pula Presiden pertama Timor Leste (2002-2007) Xanana Gusmao. Keempatnya menjadi pembicara utama dalam acara ini.

Di samping keempatnya, hadir pula tokoh nasional Indonesia lainnya. Di antaranya Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Ketua DPD RI Irman Gusman. (Ans)