Sukses

Menteri Yohana Segera Bentuk Satgas untuk Anak Telantar

Satgas tersebut nantinya akan melibatkan KPAI, Kemensos, Polwan, ibu-ibu PKK, ibu Bhayangkari, pemuka agama, dan pemuka adat.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ingin kasus penelantaran anak kembali terjadi, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise berencana membentuk satuan tugas (satgas) untuk menangani kasus anak terantar.

Rencana itu dilontarkan Yohana saat mengunjungi bocah D dan 4 saudara perempuannya yang telah ditelantarkan orangtuanya di safe house SOS, Cibubur, Jakarta Timur.

Dalam kunjungan itu, Yohana berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder. Hasilnya, akan dibentuk satgas perlindungan anak telantar.

"Satgas apalah nanti dicarikan namanya yang tepat. Agar penanganan ini cepat. Kasihan anak-anak lain yang mengalami hal serupa," ujar Yohana di safe house SOS, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (18/5/2015).

Menurut Yohana, satgas tersebut nanti akan melibatkan pihak-pihak terkait. "Semua pihak yang terkait kita libatkan. Di sini sudah ada KPAI, ada Kemensos, nanti juga perlu Polwan, ibu-ibu PKK, bahkan ibu Bhayangkari juga," ucap menteri asal Papua itu.

Tak hanya itu, lanjut Yohana, pemuka agama, pemuka adat juga akan dilibatkan. "Karena mereka yang bersinggungan langsung dengan masyarakat dan memantau isu sosial di sekitar."

Sebelum rapat koordinasi pembentukan satgas, Yohana ikut mendengarkan dongeng bersama puluhan anak-anak terlantar di safe house SOS.

Kasus penelantaran anak terungkap setelah warga memposting di media sosial dan melapor ke polisi dan KPAI tentang bocah D yang ditelantarkan orangtuanya.

Selama sebulan, bocah laki-laki 8 tahun itu dilaporkan luntang-lantung di sekitar tempat tinggalnya, kawasan perumahan Citra Gran Cibubur, Jawa Barat, karena tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah oleh orangtuanya.  

Saat polisi, KPAI, dan petugas dari Kementerian Sosial mendobrak rumah orangtua D, polisi menemukan 4 anak perempuan lainnya yang juga ditelantarkan.

Kini anak-anak malang itu telah diamankan di Safe House SOS. Sedangkan orangtuanya digelandang ke Polda Metro Jaya dan telah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus pemilikan dan penggunaan narkoba jenis sabu. Diduga pasangan suami istri, UP dan NS, menelantarkan ke-5 anaknya karena pengaruh narkoba.

Selanjutnya: Bakal Libatkan Mahasiswa...

2 dari 3 halaman

Bakal Libatkan Mahasiswa

Bakal Libatkan Mahasiswa

Dalam kunjungannya ke safe house SOS Desa Taruna Indonesia, Jalan Karya Bhakti, Cibubur, Jakarta Timur, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah stakeholder atau pemangku kepentingan terkait menangani kekerasan terjadap anak.

Seusai melakukan rapat koordinasi, Menteri Yohana menerangkan akan menginisiasi untuk melibatkan mahasiswa dalam merespons isu sosial di keluarga. Bahkan hal ini sudah dilakukannya saat dirinya melakukan kunjungan ke Halmahera.

"One student for one family safe. Kira-kira itu namanya. Karena kan mereka punya Tridharma Perguruan Tinggi," ujar Menteri Yohana, Senin (18/5/2015).

"Nanti dalam program itu, satu mahasiswa akan mendampingi satu keluarga. Dan dalam 3 bukan pendampingan, sesudahnya buat laporan. Di tridharma kan ada pengabdian masyarakat juga," imbuh dia.

Hal itu akan dilakukannya untuk mensinergikan program-program kementerian terkait perlindungan anak. Dengan itu, Menteri Yohana mengaku akan sangat terbantu untuk melindungi keluarga-keluarga di Indonesia.

"Kalau strategi ini dipakai, tentu akan sangat membantu kami. Ya biar dipantau berbagai kekerasan seperti KDRT, baik kekerasan fisik, non fisik, maupun kekerasan seksual," pungkas Menteri Yohana.

Selanjutnya: 'Sentilan' Dessy Ratnasari...

3 dari 3 halaman

'Sentilan' Dessy Ratnasari

'Sentilan' Dessy Ratnasari

Anggota Komisi VIII DPR Dessy Ratnasari mengatakan, kasus dugaan penelantaran 5 anak di Perumahan Citra Gran Cibubur, Bekasi, Jawa Barat perlu perhatian khusus. Namun, menurut penyanyi Tenda Biru itu, belum ada aksi turun tangan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyelesaikan masalah yang menyedot perhatian publik itu.

"Saya perhatikan Menteri Yohana nggak ada perhatian sama sekali ya terhadap kasus ini, entah apa yang saya missed ya," kata Dessy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Desi pun menuntut agar Menteri Yohana bekerja maksimal dalam memperhatikan kondisi anak-anak di Indonesia. Kepekaan sangat diperlukan untuk mencegah peristiwa seperti itu terulang kembali.

"Saya ingin mengajak Bu Yohana lebih lagi memperhatikan kondisi anak-anak Indonesia, saya ingin melihat Ibu Menteri bekerja lebih baik," tutur dia.

Politisi Partai Amanat Nasional ini pun berharap Menteri Yohana langsung turun tangan menyelesaikan masalah-masalah anak di Indonesia seperti kasus penelantaran anak ini. Sebagai seorang legislator, ia mengaku berhak 'menyentil' kinerja Yohana sebagai seorang menteri yang bermitra dengan dirinya dalam mengurusi masalah-masalah sosial.

"Nun sewu Ibu Yohana semoga saya bisa lihat yang ibu lakukan saat ini. Negara itu harus hadir di sini," pungkas Dessy. (Sun/Yus)