Sukses

Atasi Pengungsi Rohingya, Pemerintah Gandeng PBB

Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir mengatakan, pada prinsipnya Indonesia akan membantu memberikan makanan dan penampungan terhadap pengungsi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) akan memberikan bantuan kepada para pengungsi dari sesuai prinsip yang berlaku. Termasuk pengungsi Rohingya dari Myanmar. Namun demikian, penanganan pengungsi tersebut tetap membutuhkan badan internasional seperti Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

"Kita menerapkan prinsip apabila ada refugee (pengungsi) di Indonesia kita akan bantu makanan, shelter (penampungan)," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir, Selasa, (19/5/2015).

Selain itu untuk masalah pengungsian ini, pemerintah juga tidak akan bekerja sendiri. Sejumlah badan internasional juga digandeng pemerintah.

"(Kami) akan berkoordinasi ke badan PBB yang bertanggung jawab terhadap masalah seperti ini. Apabila mereka ilegal maka akan direkonsiliasi, kalau tidak, UNHCR akan memproses lebih lanjut," kata Arrmanatha.

Pengungsi Rohingya merupakan salah satu masalah kemanusian yang paling disorot dunia saat ini. Sebab Myanmar tempat penduduk Rohingya tinggal, menolak memberi kewarganegaraan bagi etnis tersebut.

Pada Juni dan Oktober 2012, kerusuhan bernuansa etnis pecah di negara bagian Rakhine, Myanmar. Puluhan ribu warga Rohingya kemudian meninggalkan wilayah mereka. Kekerasan etnis ini menewaskan ratusan orang dan membuat 140 ribu warga minoritas tersebut kehilangan tempat tinggal.

Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar meski telah tinggal beberapa generasi di negara yang dulunya bernama Burma tersebut. Praktis, mereka sulit mendapatkan pekerjaan, sekolah ataupun jaminan kesehatan.

Terdampar di Aceh

Nelayan di perairan Langsa, bagian timur Provinsi Aceh, kembali menemukan sekitar 700 imigran etnis Rohingya dari Myanmmar dan Bangladesh yang terdampar di perairan sekitar pada Jumat 15 Mei 2015 pagi. Ini adalah kali kedua, setelah kelompok imigran pertama kali terdampar di perairan Aceh pada Minggu 10 Mei.

Menurut keterangan Kepala Polres Langsa AKBP Sunarya, para imigran tersebut menggunakan sebuah kapal yang mengangkut 430 imigran asal Bangladesh dan 250 asal Myanmar, termasuk 122 perempuan dan anak-anak.

"Mereka diselamatkan oleh 4 kapal nelayan kita ke daratan Kuala Langsa," ujar Sunarya di Langsa, Jumat 15 Mei 2015.

Menurut Sunarya, kondisi para imigran tersebut sangat memprihatinkan karena kekurangan makanan dan minuman setelah terombang ambing di laut lepas selama beberapa hari.

Minggu lalu, ratusan imigran gelap asal Myanmar juga terdampar di perairan wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Mereka terdampar di kawasan Kecamatan Seunuddon dengan perahu motor yang ditumpangi dari negara asalnya.

Seorang imigran yang bisa berbahasa Melayu, Malik (45) mengatakan, rombongannya hendak menuju Malaysia. Namun ditipu oleh tekong perahu dan akhirnya terdampar di perairan Aceh Utara.

Keberadaan imigran asal Myanmar itu diketahui oleh sejumlah nelayan yang hendak melaut pada subuh hari. Lalu, sejumlah imigran asing itu dievakuasi oleh nelayan dan warga setempat ke sejumlah meunasah atau surau yang ada di pesisir pantai Kecamatan Senuddon. (Mvi/Mut)

Video Terkini