Liputan6.com, Jakarta - Jakarta masih mencari teknologi paling tepat untuk mengolah air menjadi air bersih. Hal ini bukan tidak mungkin, karena ibukota ini dialiri 13 sungai besar setiap harinya.
Pertanyaan ini juga sempat muncul di benak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sejak masih bersama Joko Widodo, dia terus berpikir keras bagaimana menyediakan air bersih bagi warga Jakarta.
"Kita sadar persoalan air bersih di Jakarta adalah air baku. Makanya ada pemikiran ingin ada dari Jatiluhur, segala macam seperti itu, waktu itu saya sama Pak Jokowi. Masa Jakarta ada 13 sungai begitu besar yang airnya terus mengalir kok nggak bisa," kata Ahok di Instalasi Pengolahan Air Palyja, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2014).
Ahok menuturkan, beberapa teknologi terkait air baku kini mulai ditemukan. Palyja misalnya, sudah mengembangkan teknologi moving bed bio-film reactor (MBBR). Teknologi ini memungkinkan mengubah air dari Kanal Banjir Barat menjadi air baku, dengan bantuan partikel bernama Meteor.
Sebelumnya, Aetra juga mengembangkan mesin pengolahan lumpur menjadi air bersih. Mesin itu dapat memisahkan kandungan air di lumpur dan mengolah kembali menjadi air bersih.
"Kalau itu cocok kita akan bangun lebih banyak lagi," imbuh dia.
Tapi, kalau kedua perusahaan swasta ini tak sanggup membangun teknologi lebih banyak, Ahok akan mengambil alih. Teknologi itu bisa diterapkan di semua sungai, seperti Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat, Ciliwung, Pesanggarahan, dan Krukut.
"Jadi lucu Jakarta, hujan ketakutan, dikirimin air ketakutan. Sementara kita nggak ada air bagus untuk PAM," cetus Ahok. (Tnt/Sss)
Kiat Ahok Olah Air Bersih
Jakarta masih mencari teknologi paling tepat untuk mengolah air menjadi air bersih.
Advertisement