Liputan6.com, Palu - Unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional juga dilakukan mahasiswa di sejumlah daerah. Mahasiswa mengecam pemerintah karena dianggap tidak mampu menyejahterakan rakyat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (20/5/2015), mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Palu, Sulawesi Tengah, berlarian kabur ketika polisi mengejar mereka. Sebelumnya mereka melempari polisi dengan batu.
Meski berusaha kabur, sejumlah mahasiswa sempat jadi bulan-bulanan polisi. Aksi polisi itu berhenti setelah mereka dihentikan oleh rekannya.
Kericuhan ini terjadi di tengah unjuk rasa mahasiswa di perempatan Jalan Sudirman, Palu. Dalam aksi ini mahasiswa menuntut agar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mundur karena tidak dianggap mampu memenuhi amanah rakyat.
Di Cirebon, Jawa Barat, unjuk rasa memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-107 dilakukan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Nyaris terjadi baku pukul antara mahasiswa dan petugas keamanan yang berusaha membubarkan aksi karena mahasiswa menutup jalan. Keributan tak berlanjut karena polisi akhirnya mengalah.
Dalam orasinya, massa meminta pemerintahan Presiden Jokowi segera membangkitkan ekonomi tanah air yang tengah terpuruk. Mereka menuntut Presiden Jokowi menepati janji-janjinya saat kampanye.
Baca Juga
Menurut mahasiswa, kebijakan-kebijakan Jokowi tidak memihak rakyat kecil tapi justru kian menyulitkan rakyat kecil. Ditandai dengan naiknya harga berbagai kebutuhan hidup.
Demonstrasi juga terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Aksi berlangsung panas. Mahasiswa dan polisi terlibat saling dorong di bawah jembatan layang Jalan Urip Sumoharjo. Penyebabnya, mahasiswa menolak aksi mereka dibubarkan polisi.
Dalam aksi ini mahasiswa dari HMI menyampaikan sejumlah tuntutan antara lain, meminta Indonesia keluar dari masyarakat ASEAN, mendesak pemerintah mempercepat pembangunan kemaritiman di wilayah timur Indonesia dan menghentikan kriminalisasi terhadap para aktivis.
Meski berlangsung panas, tidak ada korban luka dalam unjuk rasa di Makassar ini. (Nda/Mvi)
Advertisement