Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang dari berbagai almamater yang menamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) membuat barikade di ujung jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya di Patung MH Thamrin, sekitar pukul 10.50 WIB.
Koordinator Pusat BEMSI Ahmad Khairuddin Syam memberi pengarahan kepada masing-masing Presiden Mahasiswa (Presma) dan menginstruksikan mereka untuk satu suara dalam berorasi di depan Istana Merdeka, Kamis (21/5/2015).
"Setiap Presma akan diberi waktu 5 menit untuk orasi Tidak usah lama-lama tapi substansinya tersampaikan. Kembalikan subsidi BBM dan nasionalisasikan Blok Mahakam dan PT Freeport," kata Ahmad kepada masing-masing Presma di samping Patung MH. Thamrin, Jakarta Pusat.
Ia kemudian, mengabsen satu per satu universitas yang mendatangkan massa seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan 40 universitas lain.
Selanjutnya ia mengimbau agar masing-masing Presma dapat mengendalikan massa dan tidak sembarangan menerima mengeluarkan pernyataan ke media.
"Teman-teman, nanti berbagai berbagai media akan mendekati teman-teman. Saya minta pernyataannya keluar dari satu mulut saja," ujar mahasiswa Universitas Lampung ini.
Ahmad kemudian menjelaskan jika hingga pukul 17.00 WIB Presiden Jokowi atau perwakilannya tidak menemui mahasiswa maka massa BEMSI akan menginap di depan istana. Ia pun berharap aparat tidak membubarkannya.
"Yang penting Pak Jokowi keluar. Nah kalau tidak bisa ya Pratikno tapi infonya dia ke Malang. Tinggal Luhut Binsar Pandjaitan yang kemungkinan bisa kita temui. Kalau tidak, kita tidak akan unjuk rasa malam-malam, hanya menginap," tandas Ahmad.
Setelah selesai memberi arahan, Ahmad menaiki mobil orasi dan massa bergerak lewat Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara. (Mvi/Yus)
Mahasiswa Ancam Bermalam di Depan di Istana
Jika hingga pukul 17.00 WIB Presiden Jokowi atau perwakilannya tidak menemui mahasiswa maka massa BEMSI akan menginap di depan istana.
Advertisement