Sukses

Jokowi Minta Warga Gunakan Kartu Sakti dengan Bijak

Jokowi berkunjung di Malang, Jawa Timur, untuk membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Liputan6.com, Malang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung di Malang, Jawa Timur, untuk membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dalam kesempatan itu, Jokowi mengimbau warga penerima untuk bijak menggunakan dana dan kartu tersebut.
 
"Jangan sampai uang yang dicairkan itu digunakan untuk beli pulsa. Nanti kalau ketahuan dipakai beli pulsa, anggarannya akan dicabut. Uang itu lebih baik dipakai untuk beli buku, seragam, sepatu untuk anak sekolah," kata Jokowi saat di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh, Kota Malang, Kamis (21/5/2015).
 
Ia menambahkan, anggaran yang dipakai untuk KIP, KIS, dan KKS itu mencapai triliunan rupiah dan berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). "Saya titip anak-anak yang sudah dapat KIP agar belajar sungguh-sungguh. Anggaran yang diberikan pemerintah pada masyarakat untuk KIP, KKS, dan KIS ini dimanfaatkan sebaik-baiknya," ujar Jokowi.
 
Di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh di Kelurahan Tlogomas Lowokwaru, Kota Malang, Jokowi membagikan 17 buah KKS, 5.046 KIP serta 5.082 KIS. Dalam kesempatan itu, Jokowi juga membagikan sedikitnya 5 sepeda angin bagi warga yang menjadi perwakilan penerima kartu saksi.
 
Sebelum di pondok pesantren tersebut, Jokowi terlebih dahulu juga menghadiri pembagian ketiga kartu itu di Balai Desa Asrikaton Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Di tempat ini dibagikan 872 buah KKS, 742 buah KIP serta 2.614 buah KIS.
 
Usai dari Kota Malang, Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriani berkunjung ke Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Di desa tersebut diserahkan sebanyak 704 KIS, 231 KIP dan 196 KKS. Total warga Kota Batu yang berhak mendapatkan tiga kartu sakti itu sebanyak 6.229 jiwa.
 
Dalam kunjungan itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jawa Timur Soekarwo beserta istri, Nina Soekarwo juga turut mendampingi.

Demonstrasi Mahasiswa
Demonstrasi BEMSI di Malang. (Liputan6.com/Zainul Arifin)
Sementara itu, puluhan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) wilayah Jawa Timur menggelar aksi di depan pintu gerbang Universitas Brawijaya Malang. Aksi itu juga sebagai penyambutan kedatangan Presiden Jokowi di Malang.
 
Namun keinginan mahasiswa untuk berunjukrasa di Jalan Soekarno-Hatta, depan kampus Universitas Brawijaya dihalangi kepolisian. Petugas berjaga ketat di depan gerbang dan tak mengizinkan mahasiswa keluar dari kampus. Aksi saling dorong antara petugas dan mahasiswa pun tak terhindarkan.
 
"Presiden Jokowi hari ini katanya ke Malang. Kami ingin beraksi di jalan agar bisa bertemu langsung dengan Jokowi. Tapi petugas memblokade dan menghalangi," kata Koordinator BEMSI Jawa Timur, Reza Adi Pratama.
 
Aksi dorong antara mahasiswa dan petugas itu berlangsung lebih dari 30 menit. Kendati begitu, aksi itu tidak berujung bentrok antara kedua pihak. Mahasiswa pun membubarkan diri dan bergerak menuju gedung DPRD Kota Malang untuk melanjutkan aksinya.
 
"Kami akan melanjutkan aksi di depan kantor DPRD Kota Malang. Kami ingin Presiden Jokowi mendengar aspirasi kami," kata Reza yang juga Presiden BEM Universitas Brawijaya Malang ini.
 
Dalam aksi itu, mahasiswa menyuarakan 3 tuntutan. Antara lain, menolak diterapkannya mekanisme pasar di kebijakan penentuan harga bahan bakar minyak (BBM). Mahasiswa juga menuntut pemerintah mengambil alih aset Blok Mahakam dan Freeport. Pemerintah juga diminta untuk mengevaluasi kebijakan Kartu Indonesia Sehat (KIS). (Mut)