Liputan6.com, Jakarta - Setelah sekian hari terpisah, kelima anak korban dugaan penelantaran akan dipertemukan dengan orangtuanya. UP dan NS diduga menelantarkan anak-anaknya di rumahnya di Cibubur, Jawa Barat.
Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda meminta polisi untuk memberikan pendamping bagi anak saat momen itu berlangsung.
"Itu bagian dari penyidikan dan mau tidak mau harus dilakukan, tapi dilakukan dengan sangat berhati-hati," terang Erlinda di Gedung BNN, Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Dia menambahkan, setiap anak pasti memiliki hubungan emosional kepada seseorang yang dicintainya. Dengan kedekatan itu, anak akan merasa nyaman saat berada bersamanya.
"Kan (pasti) ada kedekatan secara emosional, seperti saya sendiri memiliki kedekatan emosional di mana anak-anak tersebut jadi tidak terpisahkan dengan saya," imbuh dia.
Pendampingan terhadap kelima anak itu, lanjut dia, sudah menjadi tanggung jawab pihaknya. KPAI berkomitmen akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. "Jadi mungkin nanti dari proses penyidikan sampai peradilan, KPAI akan tetap berkomitmen mendampinginya," ujar Erlinda.
Dia mengingatkan bagi pihak yang menaruh simpati kepada kelima bocah itu agar berkomitmen memperhatikan kondisi mereka. Karena kedekatan yang bersifat sementara dinilainya akan membuat sang anak menjadi lebih terluka.
"Kita (KPAI) screening siapa saja yang memberikan perhatian hit and run, kita batasi dengan hal-hal yang tak terlalu dalam. Jika orang tersebut mengaku ingin memberikan perhatian lebih, kita akan tanya seperti apa bentuknya karena jika tidak (benar) hal tersebut akan mengganggu pemulihan," tandas Erlinda.
Advertisement
Reaksi Anak
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto sebelumnya menyatakan salah seorang dari lima anak mengungkapkan rasa rindunya kepada sang ibu, NS (42).
Pihaknya pun akan mempertemukan keluarga tersebut. Pertemuan akan berlangsung di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Langkah ini juga dinilainya sebagai bentuk penyidikan yang bersifat observasi.
"Kami akan lihat reaksinya seperti apa saat dihadirkan orangtuanya," kata Heru di Mapolda Metro Jaya, Rabu 20 Mei 2015.
Heru menyebutkan, ekspresi kelima anak yang tersirat dapat dianalisa penyidik dan menunjukkan seberapa jauh bocah-bocah malang itu mengalami trauma.
"Kalau ketakutan artinya ada kemungkinan memang anak mengalami trauma terhadap orangtuanya," jelas Heru.
Sebelumnya, polisi mengamankan pasangan suami-istri, UP dan NS lantaran diduga menelantarkan 5 anaknya di rumahnya, Kompleks Citra Gran Cibubur, Jawa Barat. Dalam pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, kedua orangtua bocah itu positif menggunakan narkoba. Sedangkan kelima bocah itu kini berada di Safe House SOS. (Ali)