Liputan6.com, Jakarta - Pascaerupsi pada Rabu 20 Mei lalu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Bandung menegaskan Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dinyatakan tertutup untuk pendakian.
"Hal ini juga terkait dengan status Siaga pada level III yang masih disematkan dan belum diturunkan ke level di bawahnya," kata Pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Ferry, Kamis (21/5/2015).
Dia menambahkan, walaupun frekuensi kegempaan masih tinggi, radius bahaya yang direkomendasikan masih sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon.
"Jadi tidak ada penambahan atau perluasan radius bahaya, masih sejauh 2,5 kilometer. Radius bahaya ini tidak boleh ada aktivitas warga termasuk pendakian," katanya.
Karena itu, warga diharapkan tidak menerobos masuk ke radius bahaya tersebut sebab berbahaya dan bisa menimbulkan korban jiwa apabila terjadi letusan tiba-tiba.
"Dari sisi kegempaan masih di atas normal, aktivitas vulkaniknya masih tinggi. Tolong dipatuhi radius bahaya yang direkomendasikan. Apalagi pada saat erupsi kemarin terjadi lontaran material batu hingga 2 kilometer," ujar Ferry.
Gunung Lokon kembali meletus pada Rabu sore dengan ketinggian debu letusan 1.500 meter dan jatuh ke arah barat laut hingga utara. Ini adalah letusan kedua setelah jeda beberapa bulan usai letusan pada September pada 2014 lalu. (Ant/Ado)
Gunung Lokon Dinyatakan Tertutup untuk Pendakian Pascaerupsi
Warga diharapkan tidak menerobos masuk ke radius bahaya karena berbahaya dan bisa menimbulkan korban bila terjadi letusan tiba-tiba.
Advertisement