Liputan6.com, Jakarta - Lenggang Jakarta kini secara resmi dibuka untuk kawasan pedagang kaki lima (PKL). Untuk dapat bertransaksi, para pembeli tidak boleh menggunakan uang tunai, tapi menggunakan e-money.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Puenama atau Ahok mengatakan, layanan e-money di Lenggang Jakarta disediakan oleh Bank Mandiri. Dia begitu kecewa karena layanan ini tidak bisa dilakukan oleh Bank DKI.
"Jujur saja pak, Bank DKI payah emang, payah memang, payah ini. Saya ulang 3 kali. Semua nggak sanggup. Makanya saya berterima kasih kepada Bank Mandiri," ujar Ahok saat memberi sambutan peresmian Lenggang Jakarta di Monas, Jakarta, Jumat (22/5/2015).
Kebijakan transaksi nontunai ini dilakukan agar dirinya mengetahui penghasilan para PKL selama berdagang di Lenggang Jakarta. Kalau keuntungannya besar, Ahok tak akan ragu menggelontorkan modal Rp 1 triliun untuk kredit.
"Kalau saya kasih masing-masing Rp 5 juta saja, saya bisa bantu 200 ribu pedagang," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Uang ini nantinya bisa digunakan untuk membuka usaha bagi anak, istri, cucu, atau saudara sang pedagang. Mereka bisa membuka usaha di tempat lain bahkan di mal sekalipun.
"Mungkin nggak orang dagang di sini kredit Rp 5 juta kabur, mungkin. Kalau kabur pun saya tinggal lelang siapa yang mau bayar utang dia langsung bisa dagang di sini," pungkas Ahok. (Ali/Ans)
Ahok Terapkan e-Money dalam Transaksi Lenggang Jakarta
"Jujur saja pak, Bank DKI payah emang, payah memang, payah ini. Saya ulang 3 kali."
Advertisement