Liputan6.com, Langsa - Rukiyah, salah satu pengungsi Rohingya, bersama dengan bayinya yang berusia empat bulan terdampar di perairan Aceh Timur. Sudah dua bulan perempuan berusia 20 tahun tersebut terombang-ambing di laut.
"Selama dua, tiga bulan di kapal karena di Myanmar susah," kata Rukiyah, dengan bahasa Melayu terbata-bata saat ditemui di penampungan sementara pengungsi Rohingya di Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa, Aceh, Minggu (24/5/2015).
Rukiyah menceritakan, setelah melahirkan bayinya Muhammad Mahin di Myanmar, sekitar usia kurang dari dua bulan dibawa dengan kapal keluar negara tersebut.
Dia terpaksa berlayar bersama seorang adik dan kakaknya dengan kapal nelayan. Sedangkan suaminya sendiri sudah lebih setahun bekerja di Malaysia.
"Ada kapal kami ikut saja, tidak tahu dibawa ke mana karena hidup di Myanmar susah," tegas Rukiyah.
Rukiyah juga mengaku tidak tahu akan ke mana, ia hanya ingin berkumpul dengan keluarganya. Hampir setiap hari suaminya yang berada di Malaysia menelepon menanyakan kabar mereka.
"Kalau telepon, sering menangis," katanya sambil memperagakan tangan orang menangis dengan mengusap-usap mata.
Rukiyah adalah salah satu dari 672 pengungsi yang ditampung di Pelabuhan Kuala Langsa. Di lokasi tersebut terdiri dari 118 laki-laki, 76 perempuan dan 63 anak warga Rohingya dan 425 warga Bangladesh.
Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat Aceh terus mengulurkan tangan membantu para pengungsi Rohingya yang berada di empat titik pengungsi di Bumi Serambi Mekah. (Ant/Ans/Yus)
Bersama Bayinya, Pengungsi Rohingya Ini 2 Bulan Arungi Lautan
Perempuan pengungsi Rohingya ini juga mengaku tidak tahu akan ke mana, ia hanya ingin berkumpul dengan keluarganya.
Advertisement