Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk 9 perempuan sebagai Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka para ahli dari berbagai bidang, di antaranya bidang hukum pidana, tata negara, pencucian uang, teknologi informatika, psikologi dan sosiologi.
Jokowi mengaku sengaja memilih 9 perempuan dari beberapa latar belakang berbeda, lantaran bidang-bidang tersebut diperlukan untuk mendapatkan kriteria calon-calon pimpinan KPK yang berintegritas.
"Karena memang masing-masing keahlian itu diperlukan, agar pimpinan KPK yang terpilih memiliki kecakapan dan kemampuan yang komprehensif. Termasuk dalam membangun sistem, sehingga tidak semata-mata memiliki kompetensi di bidang hukum," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/5/2015).
Jokowi menganggap, meski KPK lembaga hukum namun persoalan yang dihadapi lembaga anti-rasuah itu bukan hanya perkara hukum. Para pimpinan lembaga anti korupsi yang kelak akan dipilih, harus ada yang menguasai bidang manajemen, pemerintahan, dan masalah teknologi informatika.
"Ahli management, governance, dan IT dibutuhkan agar pimpinan KPK yang nanti terpilih memiliki kemampuan untuk mengelola KPK, serta merancang sistem IT dalam rangka pemberantasan korupsi. Jadi membangun sistem sangat diperlukan, oleh karena itu diperlukan orang yang ngerti masalah sistem, orang yang ngerti masalah IT," kata dia.
Jokowi juga menjabarkan alasan memilih 9 srikandi ini dari latar belakang ekonom dan ahli pencucian uang. Dua bidang tersebut sangat diperlukan dalam menyeleksi para calon pimpinan KPK, yang juga akan berhadapan dengan berbagai permasalahan mengenai kasus-kasus yang berkaitan dengan pencucia‎n uang.
"Ahli keuangan dan ekonomi, serta ahli pidana pencucian uang juga diperlukan agar pimpinan KPK terpilih, juga memiliki wawasan yang terkait dengan kejahatan ekonomi, dan korupsi sumber daya, dan juga yang berkaitan dengan pencucian uang," jelas dia.
"Lalu di sini ada ahli psikologi, diperlukan agar pimpinan KPK terpilih memiliki integritas, keberanian, kepemimpinan, serta mampu bekerja sama dalam sebuah tim. Karena korupsi juga menyangkut perilaku, sehingga ahli psikologi juga diperlukan," lanjut Jokowi.
Dengan dipilihan Pansel dari berbagai bidang itu, diharapkan pimpinan KPK yang kelak terpilih, merupakan para tokoh yang juga saling melengkapi dan dapat menjalani tugas pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Pimpinan KPK selain berani juga harus bisa membangun jaringan, membangun networking, dan punya kemampuan kerja sama yang baik, baik di internal maupun dengan lembaga yang lainnya," kata dia.
Berikut daftar 9 perempuan anggota Pansel Komisioner KPK beserta latar belakang keahlian di bidangnya masing-masing:
1. Destry Damayanti (ekonom, ahli keuangan, dan moneter) sebagai Ketua Pansel merangkap anggota.
2. Enny Nurbaningsih (Pakar hukum tata negara, Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional) sebagai Wakil Ketua Pansel merangkap Anggota.
3. Harkrituti Haskrisnowo (Pakar Hukum Pidana dan HAM, Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkumham) sebagai Anggota.
4. Betti S Alisjabana (Ahli IT dan manajemen) sebagai Anggota.
5. Yenti Garnasih(Pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang) sebagai Anggota.
6. Supra Wimbarti (Ahli psikologi SDM dan pendidikan) sebagai Anggota.
7. Natalia Subagyo (Ahli tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi) sebagai Anggota.
8. Diani Sadiawati (Ahli hukum, Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan Bappenas) sebagai Anggota.
9. Meuthia Ganie-Rochman (Ahli sosiologi korupsi dan modal sosial) sebagai Anggota.
(Rmn)
Alasan Jokowi Pilih 9 Srikandi Pansel KPK Berbeda Latar Belakang
Jokowi menilai, meski KPK lembaga hukum namun persoalan yang dihadapi lembaga anti-rasuah itu bukan hanya perkara hukum.
Advertisement