Liputan6.com, Jakarta - Pengurus DPP Partai Golkar Munas Ancol di bawah pimpinan Agung Laksono menggelar rapat pleno tertutup. Rapat itu menghasilkan 3 hal yang meliputi agenda konsolidasi rutin, persiapan Pilkada 2015, dan kesepakatan bersama kubu Aburizal Bakrie alias Ical.
Wakil Ketua Umum DPP Golkar versi Munas Ancol Yorrys Raweyai meluruskan bahwa kedua kubu bersengketa tak melakukan islah. Baik Agung maupun Ical hanya melakukan kesepakatan bersama untuk menghadapi Pilkada serentak Desember 2015 mendatang.
"Ada persepsi multitafsir terhadap kesepakatan yang kita bangun. Ini bukan islah tapi kesepakaan bersama untuk motivasi dan kepercayaan rekan di daerah untuk mengikuti Pilkada," kata Yorrys di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Yorrys menegaskan, meski terjadi kesepakatan, proses hukum terkait kisruh dualisme kepemimpinan tetap berlanjut. Salah satunya upaya banding terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang menggugurkan keabsahan SK Kemenkumham.
"Ini ibarat gencatan senjata, bukan berarti clear tapi masih ada ranjau dan sebagainya. Jadi bukan islah. Jika kita menafsirkan islah, ini islah parsial," lanjut dia.
Terkait persiapan Pilkada, Yorrys memastikan kesepakatan bersama itu akan ditandatangani secepatnya dalam pekan ini. Penandatanganan yang sah, hanya dilakukan di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat yang disaksikan pengurus harian dari kedua kubu.
"Kami sudah menginstruksikan pengurus untuk menyiapkan tempat. Kami juga sepakat seluruh pengurus pleno mendampingi ketua umum untuk menyaksikan penandatanganan," jelas Yorrys.
Mantan Ketua Umum KMPG ini menjelaskan, hasil kesepakatan bersama itu akan melahirkan tim yang terdiri dari 3 orang perwakilan masing-masing kubu. Namun pihaknya belum memberitahu siapa nama perwakilan dari kubu Munas Ancol hingga kesepakatan tersebut disahkan bersama.
"Dalam hal itu kemudian tim ini disepakati dalam 1 kubu mengirim 3 orang untuk mempersiapkan keperluan menghadapi Pilkada," tutup Yorrys. (Ali)
Golkar Kubu Agung: Ini Gencatan Senjata, Bukan Islah
"Ada persepsi multitafsir terhadap kesepakatan yang kita bangun. Ini bukan islah tapi kesepakaan bersama."
Advertisement