Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok banyak diapresiasi karena gaya kepemimpinan yang eksentrik. Dia juga dinilai berani mengungkap anggaran siluman pada APBD sehingga harus berhadapan dengan wakil rakyat di DPRD DKI Jakarta.
Karena itu, tak heran banyak masyarakat yang kagum dengan keberaniannya. Hal itu juga yang membuat banyak parpol melirik untuk menyokongnya pada Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kira beberapa partai masih akan melirik Ahok," kata Pengamat Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes melalui sambungan telepon, Sabtu (30/5/2015).
Sikap tegas itu juga mendulang popularitas di hati masyarakat. Dengan begitu parpol bisa melamar Ahok dan tinggal menyiapkan pendamping untuk menjadi wakil gubernur.
"Partai berkepentingan untuk menempatkan kadernya menjadi wakil. Dan dapat menggunakan pencalonan Ahok untuk mendapatkan simpati publik," imbuh dia.
Di samping itu, Arya menilai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) yang baru sangat berat, khususnya bagi calon perorangan atau independen. Sebab, dalam PKPU yang baru itu calon kepala daerah khususnya dari perseorangan atau independen harus mengumpulkan 7,5 persen dukungan.
Dengan PKPU ini tentunya akan mempersulit Ahok dan calon independen lainnya untuk maju di pilkada. Tapi Arya yakin ketatnya PKPU yang baru ini tak akan menyurutkan semangat Ahok untuk kembali maju di 2017.
Hanya saja, jika Ahok ingin maju lewat parpol, dirinya harus memperbaiki hubungan yang sempat renggang akibat konflik pembahasan RAPBD DKI 2015.
"Tentu Ahok harus memperbaiki pola hubungannya dengan partai-partai bila ingin mendapatkan tiket dari partai," pungkas dia. (Ado)
Pengamat: Ahok Masih Akan Dilirik Parpol untuk Pilkada Jakarta
Jika Ahok ingin maju lewat parpol, dirinya harus memperbaiki hubungan yang sempat renggang akibat konflik pembahasan RAPBD DKI 2015.
Advertisement