Sukses

Tantowi Golkar: Islah Sementara Cari Solusi, Bukan Kesalahan

Tantowi Yahya menekankan, islah tersebut adalah sebuah penyelesaian di antara dua kubu yang berseteru.

Liputan6.com, Jakarta - Dua kubu Partai Golkar, pihak Agung Laksono maupun Aburizal Bakrie atau Ical, telah menyepakati islah sementara. Perdamaian tersebut demi menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak pada 9 Desember 2015.

Ketua DPP versi Munas Bali Tantowi Yahya menekankan, islah tersebut adalah sebuah penyelesaian di antara dua kubu yang berseteru. Dia bahkan mengatakan apa yang dilakukan tersebut bisa menjadi jalan untuk islah seterusnya.

"Kita kan cari penyelesaian (solusi), bukan cari kesalahan. Yang besar, dikecilkan, yang kecil, dihilangkan. Mudah-mudahan islah terbatas ini jadi pintu masuk ke islah sesungguhnya. Golkar hanya bisa besar apabila kader-kadernya yang piawai dan sudah teruji dapat bersatu," tutur Tantowi melalui pesan singkat, Minggu (31/5/2015).

Dengan adanya islah, imbuh Tantowi, maka akan dibentuk tim penjaringan calon kepala daerah. Ini sebagai langkah awal untuk menjadi satu pikiran.

"Tentu usai islah itu kan pembentukan tim penjaringan calon. Minggu depan sudah bisa terbentuk karena harus segera bekerja. Nah tentu ini butuh semangat team work serta kesamaan visi dan langkah," jelas Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Saat ditanya siapa saja tim penjaringan calon kepala daerah tersebut, Tantowi enggan mengungkapkannya.

"Belum ada dari pihak kami. (Tunggu) minggu depan intinya sudah terbentuk," ungkap Tantowi.

Di sisi lain, dia juga menegaskan, untuk penandatanganan calon, semuanya diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kita serahkan semuanya ke KPU selaku pelaksana Pilkada," pungkas Tantowi.

Tak Ada Kubu-kubuan

Sementara itu, Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono memastikan dengan islah tersebut, otomatis tidak ada kubu-kubuan lagi dalam penjaringan calon kepala daerah.

"Dalam islah terbatas ini tinggal dilanjutkan. Jadi enggak ada kubu Agung kubu Ical," kata Agung.

Menurut dia, nantinya kader yang maju harus mengikuti survei yang diadakan internal Partai Golkar. Mereka yang dapat mencalonkan diri di pilkada adalah yang memiliki popularitas tertinggi di masyarakat. Kedua kubu boleh memasukkan jagoannya dalam survei tersebut.

"Tidak boleh kubu Aburizal saja, atau Agung saja," tukas dia.

Agung pun memastikan, proses penjaringan calon kepala daerah ini akan berjalan dengan adil. Mereka yang curang akan dicoret.

"Apalagi persahabatan, KKN, tidak boleh. Sehingga nanti dilihat track record-nya. Kalau ada masalah hukum, moral lebih baik tak boleh," tegas dia.

Agung pun yakin dengan hal tersebut, maka partai berlambang pohon beringin bisa meraih kemenangan 50%.

"Target kita di atas 50 persen. Itu pasti bisa tercapai," pungkas Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol tersebut. (Ans)