Sukses

Kesultanan Banten Direvitalisasi, Ratusan Pedagang Dipindahkan

Ada 800 lebih pedagang kaki lima di kawasan wisata Banten Lama yang sudah lama berdagang.

Liputan6.com, Serang - Kawasan wisata bersejarah, Kesultanan Banten Lama yang bakal direvitalisasi akan memindahkan ratusan pedagang kaki lima, agar tak terlihat semrawut.

"Karena warga di sini pendapatannya dari berdagang. Harapannya, pemerintah jangan mempersulit. Demi kemajuan Banten, mereka semua siap kapan saja dilakukan penataan," kata perwakilan keluarga Kesultanan Banten Ismetullah Al-Abbas, Banten, Jumat 5 Juni 2015.

Menurut Ismetullah, ada 800 lebih pedagang kaki lima di kawasan wisata Banten Lama. Di mana 60% merupakan keturunan Kesultanan Banten, dan sisanya penduduk luar.

Begitu juga pengelola ziarah makam ada 289 orang, 140 orang di antaranya masih keluarga Kesultanan Banten, dan sisanya warga luar.

Menurut Ismetullah, pihak keluarga Kesultanan Banten mendukung apapun upaya Pemerintah Provinsi Banten, jika untuk kebaikan merawat dan melestarikan wilayah Banten Lama.

"Silakan kalau mau dilakukan penataan ulang. Kami sangat mendukung. Ini juga menjadi cita-cita warga Banten. Karena wacana revitalisasi sudah ada sejak Banten menjadi provinsi. Kenyataannya hingga sekarang belum terealisasi," kata dia.

Jika revitalisasi Banten Lama terwujud, Ismetullah berharap, jangan menghilangkan kesatuan antara masyarakat dengan lokasi peninggalan bersejarah tersebut.

Karena, menurut Ismetullah, hubungan antara masyarakat dengan Masjid Agung Banten, Benteng Surosowan, dan Keraton Kaibon telah terjalin sejak ratusan tahun lalu.

"Kami keluarga keturunan (kesultanan) Banten sangat mengapresiasi keinginan pemerintah daerah, untuk merelokasi kawasan wisata ziarah Banten Lama, kita sangat welcome," tegas dia.

Revitalisasi kawasan wisata Banten Lama yang akan memindahkan para pedagang kaki lima, mendapat sambutan baik dari para pedagang.

"Kalau saya siap dipindahkan, asalkan ada tempat lainnya yang lebih baik. Nanti jangan sampai kita yang sudah berjualan di sini malah nggak dapat tempat," kata Rohadi (46), salah satau pedagang yang telah berjualan selama 20 tahun itu. (Rmn/Def)