Sukses

Jelang Jakarnaval, PKL di Monas Ditertibkan

Tampak beberapa pelanggan yang sedang menikmati santapannya diminta untuk buru-buru selesai.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang ‎parade bernuansa budaya Jakarnaval‎ 2015, puluhan pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar lapangan Monas (Monumen Nasional) ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta. Ini lantaran mereka berjualan di area terlarang.

Pantauan Liputan6.com, Minggu (7/6/2015), salah satu titik kerumunan PKL di pintu Monas Pospol Timur belakang Stasiun Gambir. Sebelum ditertibkan, para PKL yang didominasi oleh pedagang makanan, seperti bakso, ketoprak, soto ayam lebih dulu diajak berbicara agar mereka merapikan lapak dagangannya dari tempat tersebut.

Pedagang yang menyadari kesalahannya pun langsung membawa gerobak atau lapak dagangannya dari sana. Tampak beberapa pelanggan yang sedang menikmati santapannya diminta untuk segera menghabiskan makanannya.

"Ayo Pak, cepat Pak, kita sudah disuruh pergi sama trantib," kata pedagang bakso tersebut.

Hal itu membuat para pelanggan kesal. Seperti yang dirasakan seorang bapak bersama anaknya. Mereka harus menyantap bakso dan mi ayam dengan tergesa-gesa.

"Gimana sih, baru pesan sudah disuruh buru-buru ngabisin, kan panas," ucap bapak tersebut.

Operasi Rutin

Sementara Kepala Satuan Tugas Satpol PP Kecamatan Senen Andryan Polma mengatakan, penertiban ini merupakan operasi rutin yang dilakukan oleh Satpol PP setiap hari Minggu. Namun karena momennya bertepatan dengan acara pagelaran Jakarnaval, maka operasi tersebut dilakukan bersama dengan jajaran aparat Satpol PP dari wilayah kecamatan lainnya.

"Ini rutin memang, tapi karena ini ada Jakarnaval, makanya gitu menambah personel dan melakukan operasi di seluruh wilayah Monas dan jalur yang akan dilalui oleh arak-arakan mobil hias Jakarnaval," ucap Andryan.

Selain di Pospol Timur, tempat ia memimpin operasi, penertiban juga dilakukan di 3 titik yang menjadi pintu masuk menuju Monas.

"Selain di Pospol Timur, 3 tempat yang juga dilakukan operasi di pintu Indosat, depan Istana, dan pintu depan gedung Pertamina," ucap dia.

Walau menjadi operasi rutin, Andryan mengaku pihaknya mengaku kesulitan menertibkan para PKL.

"Ya susah juga, namanya pedagang ada gula ada semut, pengunjung Monas ini banyak, mereka cari kesempatan, tapi mereka enggak ngerti jualan mereka ini ganggu, depan pintu lagi. Makanya kita tempatkan anggota di sini untuk halau mereka kalau masuk lagi, tapi tetap dengan langkah persuasif," pungkas Andryan. (Ndy/Ado)