Liputan6.com, Denpasar - Misteri di balik kematian bocah malang Angeline yang ditemukan terkubur di dekat kandang ayam di halaman rumah ibu angkatnya, Margriet Megawe sedikit demi sedikit terkuak.
Sang tersangka, Agustinus Tae yang tak lain mantan pekerja di rumah itu mengaku, lubang yang dipakai untuk mengubur Angeline sudah dipersiapkan sejak seminggu sebelum bocah tersebut dibunuh.
Hal ini diungkapkan oleh pengacara Agustinus, Haposan Sihombing.
"Lubangnya cuma 60 centimeter. Seminggu sebelum Angeline dibunuh, lubangnya sudah dibuat," kata Haposan di Denpasar, Bali, Jumat (12/5/2015).
"Karena (lubang) terlalu pendek, jasad Angeline kemudian ditekuk," imbuh dia.
Haposan mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, Agustinus sempat diperintahkan oleh Margriet untuk mencari tanah. Tanah itulah yang digunakan untuk menutupi jasad Angeline.
"Dia (Agustinus) disuruh Margriet mencari tanah. Tanah itulah yang dipakai untuk menutupi jasad Angeline," ujar Haposan.
Selain itu, sambung dia, Agustinus Tae juga diperintahkan oleh Margriet untuk menutupi tanah kubur Angeline. Hal ini agar tidak dicurigai oleh para tamu yang datang untuk membeli ayam.
Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei 2015 dan ditemukan terkubur pada 10 Juni lalu di halaman belakang rumahnya, Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Bali. Hasil autopsi ditemukan, jenazah bocah berumur 8 tahun itu dipenuhi luka lebam, sundutan rokok, hingga jeratan di leher.
Agustinus Tae, mantan pekerja rumah tangga di rumah orangtua angkat Angeline telah ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Namun hingga kini polisi terus mengusut kasus ini, sebab diduga masih ada pelaku lain di balik kasus pembunuhan Angeline. (Ndy/Sss)
Lubang Kubur Angeline Digali Seminggu Sebelum Dibunuh
Haposan mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, Agustinus sempat diperintahkan ibu angkat Angeline, Margriet untuk mencari tanah.
Advertisement