Liputan6.com, Denpasar - Rangkaian bunga, hadiah dan doa terus mengalir untuk Angeline, bocah yang tewas terkubur di halaman belakang rumah ibu angkatnya di Sanur, Bali. Masyarakat silih berganti, berdatangan ke depan kamar mayat RSUP Sanglah, Denpasar, Bali untuk mendoakan dan mengirimi hadiah bocah malang itu.
Berbagai macam hadiah diletakkan di sana. Ada berbagai macam boneka, alat lukis, bahkan ada peralatan musik, seperti gitar dan pianika.
Saking banyaknya, hadiah-hadiah ini menjadi incaran orang-orang jahat.
Salah satu hadiahnya, dicuri. Hadiah itu berasal dari warga yang mengaku bernama Pak Ogah.
Dia menulis surat untuk Angeline yang diselipkan di antara senar gitar hadiahnya di sana. Pada surat tersebut, Pak Ogah meminta agar pencuri mengembalikan pianika yang dikirimnya tadi malam.
"Angeline, tadi malam Pak Ogah sudah ke sini naroh pianika, tapi kok hilang ya? Pak Ogah sekarang bawain keboard+gitar+spidol, semoga kau terhibur di sana ya nak:)," tulis Pak Ogah.
"Buat tangan jahil enyahlah dari sini, semua alat musik ini milik Angeline, tolong kuburkan semuanya di pusara Angeline. Pak Ogah Taman Pancing," tulis Pak Ogah dalam selembar kertas yang lain.
Advertisement
Pada Minggu (14/6/2015) malam, depan kamar mayat RSUP Sanglah masih didatangi warga. Mereka mengirim doa untuk siswi kelas 2 SD tersebut. Seperti yang dilakukan Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI).
Mereka menggelar doa bersama untuk Angeline tepat di depan kamar mayat RSUP Sanglah, tempat jenazah anak 8 tahun itu disemayamkan.
"Kami berharap tidak akan ada Angeline-angeline lainnya di kemudian hari," kata perwakilan HAMI Agus Nahak saat memulai doa bersama di RSUP Sanglah.
Angeline ditemukan tewas terkubur di samping kandang ayam di rumah ibu angkatnya, Margriet Megawe. Bocah 8 tahun itu terkubur meringkuk sambil memeluk bonekanya. Tubuh mungilnya terbungkus kain seprai bersama seutas tali dan kain kemben merah.
Tubuh Angeline penuh luka sundutan dan lebam. Ada 4 lilit tali di lehernya. Tali itu diikat mati di bagian ujung.
Satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas pembunuhan ini. Dia adalah mantan pekerja di rumah Margriet, Agustinus Tae alias Agus. Pria tersebut mengaku memperkosa dan membunuh Angeline. Dia mengaku menghilangkan nyawa Angeline karena takut Margriet tahu perbuatannya.
Sementara, Margriet juga sudah menjadi tersangka dan tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Bali. Namun, penyidik baru menyangkakan Pasal 77 Undang-undang Perlindungan Anak tentang penelantaran.
Polisi belum menemukan bukti keterlibatannya dalam pembunuhan Angeline, walau Agus pernah mengaku mendapat uang Rp 2 miliar dari Margriet. Uang itu merupakan bayaran untuk membunuh Angeline. Namun, polisi belum percaya 100% atas omongan Agus. Sebab, pernyataan Agus sering berubah dalam pemeriksaan. (Bob/Ans)