Liputan6.com, Jakarta - Hilal tidak dapat terlihat pada pengamatan di 36 kota hari ini. Atas dasar itu, pemerintah menetapkan Ramadan jatuh pada Kamis 18 Juni 2015. Organisasi masyarakat Muhammadiyah pun akan mulai puasa pada hari yang sama.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai kesamaan mulainya Ramadan itu merupakan sebuah karunia ketimbang prestasi menyamakan cara pandang.
"Saat ini kita bersama-sama memasuki bulan Ramadan karena keberadaan hilal. Ini berkah, karunia Allah, yang memposisikan hilal dengan sedemikian rupa, sehingga umat Islam di Indonesia bisa bersama-sama menjalani Ramadan," ujar Lukman saat menjawab pertanyaan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (16/2/2015).
Namun, bukan berarti pemerintah dan Muhammadiyah bergantung pada fenomena alam. Keduanya juga berusaha mencari rumusan untuk menyatukan cara pandang dalam menetapkan kriteria hilal.
"Ikhtiar terus kita upayakan. Kita terbantu kondisi alam tahun ini. Tapi kita tidak cukup bergantung pada fenomena alam. Yang harus dihargai semangat, kehendak, keinginan untuk menyamakan cara pandang ini terus terbangun," kata Lukman.
Sementara ada kelompok yang sudah memulai ibadah Ramadan terlebih dulu. Sebut saja penganut Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat yang mulai puasa Ramadan hari ini.
Terkait hal itu, Lukman tidak berkomentar banyak. "Yang harus dipahami dalam konteks Indonesia, kesamaan kita memasuki Ramadan tetap terkait tradisi yang festivalnya kadang lebih besar ketimbang syariat." (Bob/Sss)
Muslim di Indonesia Puasa Bersamaan, Karunia atau Prestasi?
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai kesamaan mulainya Ramadan itu merupakan sebuah karunia.
Advertisement