Liputan6.com, Surabaya - Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan akan tetap mengawal pencairan asuransi dan hak waris bagi korban pesawat AirAsia. Meski bukan wewenang pemkot Surabaya, pihaknya terus menempuh sejumlah upaya demi memudahkan keluarga korban.
"Ya kita tunggu saja karena memang prosesnya tidak sederhana. Tragedi Adam Air saja dulu butuh waktu dua tahun sampai proses ahli waris dan asuransinya beres. Yang pasti kami sudah bersurat kepada OJK dan pengadilan terkait hal ini," kata Risma di Surabaya, Rabu (17/6/2015).
Langkah Risma membantu keluarga korban AirAsia telah dilakukan sejak awal. Pemkot Surabaya langsung memberikan kejelasan administrasi kependudukan para korban kepada tim DVI.
Hal ini cukup membantu kinerja tim DVI untuk mencocokkan DNA dengan keluarga korban. "Bahkan, pemkot membuka posko khusus untuk memonitor hubungan keluarga melalui database yang dimiliki dinas kependudukan dan catatan sipil," imbuh Risma.
Ketua Tim DVI Kombes Pol Budiyono memaparkan pengalamannya selama proses identifikasi korban berlangsung. Sejak dinyatakan pesawat hilang kontak, tim segera melakukan assessment awal. Dalam melaksanakan tugas, tim berpedoman pada instrumen interpol DVI airlines.
"Hal ini agar hasil identifikasi dapat dipertanggungjawabkan secara internasional. Sebab, beberapa penumpang pesawat merupakan orang asing," kata Budiyono.
RI Mal Musibah
RI Mal Musibah
Dia menambahkan personel yang terlibat saat itu lebih dari 160 orang. Mereka gabungan dari TNI, Polri, serta tenaga ahli dari luar negeri yang berinisiatif membantu proses identifikasi. Banyaknya sumber daya manusia (SDM) yang terlibat juga menuntut pengaturan soliditas tim.
"Syukurlah, soliditas tim tetap terjaga hingga akhir masa identifikasi," imbuh Budiyono.
Â
Dia juga berterima kasih kepada Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya yang telah banyak membantu kelancaran tugas di lapangan. Di antaranya berupa penyediaan pakaian pelindung sekali pakai.
"Itu sangat penting bagi perlindungan dan kenyamanan personel kami saat melaksanakan tugas," ujar dia.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf menyatakan, tim DVI dari Indonesia memang kerap menangani musibah yang memakan banyak korban. Bahkan, tak jarang tim yang dilibatkan membantu penanganan pascamusibah di negara lain.
"Ini terjadi karena di Indonesia memang sering terjadi bencana. Dengan kata lain, Indonesia ini dalam tanda kutip mal nya musibah," kata Anas.
Meski begitu, dia mengaku bersyukur dengan kondisi tersebut. Karena dengan demikian, para personel akan lebih terlatih dalam menghadapi situasi-situasi sulit.
"Kami bersyukur jika pada akhirnya pengalaman serta keahlian yang dimiliki personelnya dapat berguna bagi Tanah Air dan negara lain," pungkas Anas. (Ali/Bog)
Advertisement