Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) angkat bicara terkait dugaan 8 WNI menjadi perompak di kapal Orkim Harmony, perairan Malaysia. Namun Kemlu belum dapat memastikan kemungkinan hal itu, karena masih harus menginvestigasi lebih lanjut.
"Terkait yang beredar adanya 8 orang WNI yang terlibat pembajakan tersebut, kita belum dapatkan informasi definitif," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir di kantornya, Jumat (19/6/2015).
Arrmanatha mengatakan, hingga kini belum ada pernyataan resmi yang menyatakan para perompak berasal dari WNI. Kabar terkait dugaan tersebut baru didapat dari media massa.
"Sampai saat ini (dugaan 8 WNI jadi perompak) itu baru yang kita terima dari berita-berita," kata dia.
Arrmanatha menambahkan, terkait 5 ABK WNI yang sempat ditawan kini berhasil selamat. Hanya 1 orang yang menderita luka tembakan di paha.
Koki WNI Korban Perampokan Tanker Stabil
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, seorang korban luka perompakan kapal Orkim Harmony sudah mendapat perawatan medis.
"Koki yang terluka atas nama Mawit Matin diterbangkan ke Kota Bharu dengan helikopter, untuk menjalani proses pengobatan. Koki Mawit Matin dalam keadaan sadar dan stabil," sebut dia
Iqbal mengatakan, kondisi Mawat dan ABK lain sudah diberitahukan ke keluarga masing-masing. Bahkan, keluarga Mawat rencananya akan menuju Negeri Jiran dalam waktu dekat.
"(Kami) sedang dalam pengurusan keberangkatan keluarga koki Mawit Matin ke Kuala Lumpur, dan diharapkan besok 20 Juni sudah tiba di Kuala Lumpur," papar Iqbal.
Untuk ABK WNI lain, kata Iqbal, dalam kondisi aman. Mereka juga telah dalam perjalanan menuju daratan Malaysia.
"Kru lainnya sudah berada dalam kapal perang Malaysia dan menuju ke Kuantan untuk proses evakuasi lebih lanjut. Diperkirakan tiba di Kuantan 20 Juni 2015 pukul 02.30 dinihari," jelas Iqbal.
Kapal Orkim Harmony hari ini berhasil ditemukan pada pukul 15.46 WIB di perairan Malaysia atau posisi 09°21' N.102°44'E. Namun, 8 orang perompak tersebut kabur menggunakan sekoci.
Orkim yang membawa 22 ABK warga negara Malaysia, Indonesia, dan Myanmar dinyatakan hilang kontak pada Kamis 11 Juni pekan lalu. Unit yang terakhir berada di titik koordinat 02.08.9 Utara dan 104.27.3 Timur di perairan Pulau Aur, lepas pantai timur Johor, Malaysia, itu diketahui mengangkut 6 ribu ton minyak Ron95.
Sejauh ini didapati informasi bahwa 16 orang ABK merupakan warga Malaysia, 5 dari Indonesia dan seorang warga Myanmar.
Bukan pertama kali perompakan berlangsung di perairan tersebut. Pada 2015, pihak berwenang setempat mencatat kejahatan serupa terjadi 5 kali. (Rmn/Ado)
Kemlu Masih Investigasi Dugaan 8 Perompak WNI di Malaysia
Arrmanatha menambahkan, terkait 5 ABK WNI yang sempat ditawan kini berhasil selamat.
Advertisement