Sukses

Penyerangan PKL di Monas, PR untuk Kapolda Metro?

Menurut Bambang, sistem keamanan kota berarti mengkoordinasikan tugas keamanan terkait sesuai undang-undang.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyerangan oleh Pedagang Kaki Lima atau PKL di Lenggang Jakarta, kawasan Monas, Jakarta Pusat, dinilai menjadi tantangan bagi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian untuk membangun sistem keamanan di Ibukota yang lebih baik.

"Ini menjadi titik tolak bagi Kapolda untuk membentuk atau menyelesaikan PR sistem keamanan metropolitan. Polri bertanggung jawab," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar saat dihubungi, Minggu (21/6/2015).

"Berkaitan dengan fungsi wilayah, dalam forum itu, konsepsi integrasi sistem kemanan Kota Jakarta harus dijalankan," sambung dia.

Menurut Bambang, sistem keamanan kota berarti mengkoordinasikan tugas keamanan antara Satpol PP, polisi, dan TNI, sesuai lokasi yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Namun, sistem keamanan belum berfungsi baik, khususnya di Jakarta.

"Itu harus dibenahi terlebih dahulu. Seringlah latihan, bagaimana koordianasi latihan langsung back up," ucap dia.

Ratusan pedagang kaki lima atau PKL diduga melakukan penyerangan, kepada sejumlah anggota Satpol PP yang tengah berjaga di Lenggang Jakarta, pintu timur kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Sabtu kemarin.

Penyerangan yang terjadi hampir 1 jam ini dimulai saat anggota Satpol PP sedang berbuka puasa atau sekitar pukul 18.30 WIB. Sejumlah pedagang dan anggota Satpol PP yang sedang bertugas menyelamatkan diri, setelah sempat melakukan perlawanan.

Akibat penyerangan ini, sejumlah sejumlah fasilitas umum rusak, di antaranya kantor pengelola Lenggang Jakarta, alat berjualan, pembakaran pos keamanan dan toilet. 6 Sepeda motor yang sedang terparkir di kawasan Monas juga rusak. (Rmn/Yus)