Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang tak dapat berjualan di Monas menyerang kawasan Lenggang Jakarta. Namun, serangan itu tak membuat Gubernur DKI Jakarta Ahok mengubah keputusannya yang tak mengizinkan PKL liar berjualan di Monas.
"PKL tetap tidak bisa masuk karena sudah kita bina di Lenggang Jakarta," tegas Ahok di Monas, Jakarta, Senin (22/6/2015).
Menurut pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama ini, sikap PKL di Monas sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Mereka sudah bukan lagi berjualan, tapi memeras pengunjung, terutama yang datang dari luar kota.
"Itu namanya premanisme, bukan PKL. Itu preman nyaru (menyamar) PKL," ujar mantan politisi Golkar dan Gerindra itu.
Ahok memastikan, sistem seleksi dan pembinaan seperti pada Lenggang Jakarta akan tetap dilakukan. Itu sebabnya kawasan Lenggang Jakarta disebut sebagai inkubator.
"Saya enggak mau orang datang ke Monas ditodong, dipaksa beli minuman makanan dengan harga seenaknya," pungkas Ahok.
Pada Sabtu 20 Juni 2015 sekitar pukul 19.00 WIB, ratusan PKL menyerang petugas Satpol PP yang sedang berjaga di Pintu Timur Monas. Penyerangan tersebut diduga lantaran Satpol PP memperketat penjagaan dan melarang PKL berjualan di kawasan tersebut.
Akibat penyerangan tersebut, sejumlah fasilitas berjualan di kawasan kuliner Lenggang Jakarta di kawasan Monas dirusak. Selain itu, 6 motor dan 1 mobil operasional milik Satpol PP juga menjadi korban amuk mereka. (Mut/Yus)
Lenggang Jakarta Diserang, Ahok Tetap Tak Izinkan PKL di Monas
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang tak dapat berjualan di Monas menyerang kawasan Lenggang Jakarta.
Advertisement