Liputan6.com, Jakarta - Penyerangan Satuan Polisi Pamong Praja oleh pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Monas berbuntut panjang. Polisi telah menetapkan seorang tersangka yang diduga sebagai provokator kerusuhan tersebut. Namun, polisi masih mencari pelaku lain.
Semula, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak menyangka aksi anarkistis itu terjadi di bulan suci Ramadan. Nyatanya, tindakan itu tetap saja dilakukan.
"Jadi sekarang enggak ada urusan deh. Mau bulan suci, mau bulan apa, kalau masih anarkistis kita tembak deh. Ada senjatanya kok," tegas Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (22/6/2015).
Mantan Anggota Komisi II DPR itu menilai aksi penyerangan tersebut sudah direncanakan dengan baik. Hal itu merupakan ungkapan kefrustrasian PKL karena tidak bisa berjualan lagi di kawasan Monas.
"Saya sudah minta satpol PP agar dipersenjatai alat kejut listrik. Biar pingsan saja mereka," imbuh dia.
Ahok juga meminta prosedur penanganan massa anarkistis, Perkap Nomor 1 tahun 2010, dapat diterapkan pada Satpol PP. Mereka juga harus berlatih seperti polisi untuk menangani demo anarkistis.
"Nanti peluru karet itu saya bilang itu lapis kedua. Kalau tembak peluru listrik, dia masih bawa golok dia tembak gas air mata. Kita sudah punya senjata itu. Kalau dia masih anarkistis ya kita pakai peluru karet," ujar Ahok.
Menurut dia, hal tersebut setimpal dengan perbuatan para PKL yang anarkistis. "Kalau dia seenaknya gitu ya enggak bisa dong. Enak saja main aturan negara begitu saja," tukas Ahok. (Bob/Mut)
Ahok: Tak Peduli Bulan Suci, PKL Anarkistis Tembak Saja
Ahok tidak menyangka aksi anarkistis para PKL di Monas terjadi di bulan suci Ramadan.
Advertisement